Mohon tunggu...
Damadika Kevin Reynara
Damadika Kevin Reynara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Aloha! Saya Kevin, mahasiswa apa adanya yang tertarik pada dunia jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia dan Jurnalisme Multimedia

15 Desember 2023   11:03 Diperbarui: 15 Desember 2023   12:39 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: interaktif.tempo.co)

Jurnalisme multimedia merupakan keharusan di era digitalisasi. Persaingan ketat mendapatkan audiens terjadi di seluruh dunia. Lalu bagaimana dengan perkembangan jurnalisme multimedia di Indonesia?

Multimedia adalah kombinasi teks, video, audio, grafik, dan interaktivitas yang disajikan dalam format website. Multimedia dalam jurnalisme bertujuan agar informasi yang disajikan semakin menarik. Informasi-informasi ini akan saling melengkapi satu sama lain.

Berbeda dengan televisi dan koran, jurnalisme multimedia sangat mengandalkan kombinasi-kombinasi tersebut. Kombinasi tersebut bisa direalisasikan dengan kemajuan teknologi digital. Media online pun menjadi pilihan utama untuk mewujudkan jurnalisme multimedia.

Sejarah Media Online di Indonesia

Menilik kembali ke belakang, Republika Online (republika.co.id) merupakan media online pertama di Indonesia (Widodo, 2020, h. 43). Republika Online pertama kali diluncurkan pada tanggal 17 Agustus 1994.

Tak lama setelah itu Kompas meluncurkan Kompas Online (kompas.co.id) pada tanggal 14 September 1995 (Widodo, 2020, h. 43). Kompas.co.id ini lalu berubah namanya menjadi kompas.com seperti yang kita ketahui sekarang ini.

Pada tahun 1996, majalah Tempo meluncurkan tempointeraktif.com yang sekarang berubah menjadi Tempo.co. Tidak berhenti di situ, pada tahun 1998 detik.com rilis pertama kalinya.

Setelah rilisnya detik.com mulai bermunculan media-media online di Indonesia layaknya wabah. Media online seperti okezone.com, viva.co.id, bisnis.com, kapanlagi.com, merdeka.com dan masih banyak lagi.

Namun, pada tahun 2002 media-media online ini mulai melempem. Banyak media online yang tidak mampu bertahan karena biaya operasional yang tinggi. Bahkan detik.com harus melakukan PHK pada sejumlah karyawannya (Widodo, 2020, h. 43).

Kemunculan news aggregator menjadi angin segar bagi jurnalisme multimedia di Indonesia. News aggregator adalah portal berita yang mengumpulkan dan menyediakan informasi dari berbagai sumber. Media-media online tadi bisa meletakkan berita mereka di news aggregator agar lebih mudah dijangkau oleh audiens.

Angin Segar Interaktivitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun