Coronavirus disease 2019 (Covid 19) telah membawa banyak perubahan dari berbagai macam aspek. Tak urung, krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap kelangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berdasarkan data dari kementerian koperasi dan UMKM yang memaparkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona. Sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman. Kementerian Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa koperasi yang bergerak pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pada pandemi COVID-19. Para pengusaha UMKM merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan terhambatnya distribusi. Sedikitnya 39,9 persen UMKM memutuskan mengurangi stok barang selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat covid-19. Sementara itu 16,1 persen UMKM memiih mengurangi karyawan akibat toko fisik ditutup.
Pasca endemi Coronavirus disease 2019 (Pandemi Covid 19) UMKM mulai bangkit perlahan. Para pelaku UMKM mulai beradaptasi dengan perkembangan pasar. Kemampuan bertahan UMKM yang melakukan penjualan online lebih kuat dibandingkan UMKM yang hanya melakukan penjualan offline. Para Pelaku UMKM mulai concern pada tata Kelola dan tata cara penggunaan media sosial dan sejenisnya untuk melakukan marketing. Para pelaku UMKM saat ini sudah beradaptasi dengan eksositem digital, yang membawa pengaruh signifikan dalam income mereka.
Di Indonesia UMKM memiliki kontribsi maupun peranan yang cukup besar diantaranya yaitu perluasan kesempatan penyerapan tenaga kerja. UMKM juga merupakan jaring pengaman terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk menjalani kegiatan ekonomi produktif, disamping itu usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) merupakan jenis usaha yang memiliki peran penting dalam peningkatan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) suatu negara khususnya di Indonesia dengan menghadapi Era Industri 4.0.
Tak dapat dipungkiri, perlahan semua sudah beralih ke arah digital, sehingga interaksi antara manusia dan teknologi sudah tidak terelakkan lagi. Semua pemenuhan kebutuhan sudah tesedia secara digital, mulai dari jual beli, jasa, hingga transaksi pembayaran. Pemanfaatan teknologi merupakan dasar dari masing-masing revolusi industry. Dampak era revolusi industry 4.0 adalah teknologi digital yang digunakan memungkinkan terjadinya intekoneksi antara mesin fisik dengan system produksi. Teknologi menjadi unsur utama tehadap pengembangan industri konvensional menuju industri digital sehingga mampu mentransfer data tanpa bantuan manusia serta dengan adanya big data agar mampu membantu dalam menentukan arah dalam bisnis.
UMKM yang mampu bertahan ditengah iklim covid-19 ini antara lain adalah UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital dengan memanfaatkan marketplace yang ada di Indonesia. Dan UMKM yang mampu bertahan di era pandemi covid-19 adalah UMKM yang mampu mengadaptasikan bisnisnya dengan produk-produk inovasi, misalnya yang tadinya menjual produk-produk tas dan baju kemudian merubah produknya menjadi jual masker kain. Industri lain yang mampu bertahan dimasa pandemic covid 19 adalah industri yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar meliputi Listik, air bersih, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, otomotif dan perbankan. Demikian halnya dengan industry ritel yang mampu bertahan , hal ini dikarenakan sebagian memanfaatkan penjualan melalui marketing digital
Transformasi digital mengacu pada proses dan strategi menggunakan teknologi digital untuk secara drastis merubah cara berbisnis dan beroperasi dalam melayani pelanggan. Meskipun teknologi komputer telah ada selama beberpa dekade, namun konsep trasformasi digital masih relatif baru dan bersifat memaksa para pelaku UMKM karena kondisi pandemi covid-19 sekarang ini.
Bank Indonesia mencatat sebanyak 72,6% usaha mikro kecil dan menengah terdampak pandemi corona. Para pengusaha mengalami penurunan penjualan hingga kesulitan modal dan bahan baku. Data per 3 April 2020 menggambarkan bahwa Indonesia berada di urutan pertama Negara-negara ASEAN yang didasarkan pada akumulasi kematian akibat covid-19 dimana Jakarta sebagai episentrum penyebaran covid-19 di Indonesia.
Perkembangan digital dalam globalisasi sangat berpengaruh pada roda ekonomi termasuk pasar ritel. Pasar ritel yang beberapa waktu sebelumnya mencoba untuk menggusur keberadaan pasar tradisional, tetapi pada kenyataannya keberadaan pasar ritel modern dipengaruhi oleh globalisasi, terlihat bahwa satu persatu pasar ritel modern, skala besar, mikro, hingga kecil mulai turun satu persatu. Hal ini disebabkan kurangnya minat konsumen untuk berbelanja secara konvensional meskipun fasilitas fisiknya sangat nyaman dan hampir tidak ada celah. Dengan menghadirkan kemudahan berbelanja di era covid-19 ini, orang enggan dan lebih suka melakukan aktivitas belanja online atau menggunakan aplikasi media, dengan adanya kebijakan pembatasan yang ditetapkan pemerintah
Kehadiran pasar online era digital tidak hanya membawa dampak buruk tetapi juga banyak sisi positif lainnya yang lebih dekat dengan konsumen / pelanggan, dengan cepat mempromosikan dan memperkenalkan produk kepada publik, tidak adanya batasan pasar tetapi juga menjangkau seluruh pelosok dunia yang terhubung dengan internet, kecepatan dan tepat layanan menjadi kebutuhan utama konsumen di masa endemi covid-19.
Di era digital, orang cenderung menghabiskan aktivitas belanja online dari pada kegiatan belanja konvensional. Dampaknya adalah jatuhnya pasar-pasar konvensional, kejayaan pasar konvensional secara bertahap mulai tergerus dan diprediksi akan mengalami penutupan secara masif di masa depan. Maka beberapa hal yang dapat dijadikan alternatif untuk dapat melakukan bisnis di pasar ritel modern dalam gelombang perkembangan komunikasi digital.
Presiden Joko Widodo mengatakan akan memulai proses transisi dari pandemi ke endemi. Untuk itu perlu strategi berbagai pihak untuk membuat UMKM bisa survive ditengah transisi covid-19 ini dan berusaha kembali stabil. Presiden berharap UMKM digital dapat dibangun dengan semangat yang tinggi untuk menghasilkan inovasi baru. Menurutnya, melalui inovasi yang baru, bangsa Indonesia dapat meningkatkan ekonomi digital pada masa endemik covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H