untukmu yang terpisah ruang dan waktu
bahasa kalbuku lembut melantunkan doa untukmu
melelui tetes embun yang jatuh malu-malu
melalui bisik angin pagi yang menemani lelapmu
selalu ada hujan yang menggantikan tangisku
menyuburkan rindu-rindu yang membelenggu
ribuan kilometer yang menyekat ragaku
takkan mampu memenjarakan rasa cintaku
hujan selalu mengiringi tangisku
dinginnya merajam syaraf-syaraf rindu
di persimpangan jalan itu aku menunggu
mentari pagi kala aku kembali padamu
waktu seakan lambat berlalu
mendung tak henti bergelayut syahdu
satu purnama pun belum berlalu
lalu kapan  raga ini kan kembali ke dekapanmu...
Teluk Datai, Langkawi, Malaysia 30 Oktober 2014
teruntukmu yang menantiku
Rahayu Yuli Astuti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H