Mohon tunggu...
Redha Fathul Hijazi
Redha Fathul Hijazi Mohon Tunggu... -

Telkom applied science school | informatic management

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pecahnya Gelas Bening

26 Maret 2014   16:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mataku tercengang dalam kesunyian di sepertiga malam terakhir.  Saat itu aku terpukau dengan gelas yang ada dihadapanku, begitu beningnya gelas itu hingga bisa menggambarkan sesuatu yang sangat indah. Suatu keindahan  yang menjadi inti dari setiap do’a ku, sesuatu yang menjadi idaman sedari dulu. Sebuah hal yang membuat hati ketergantungan seraya narkoba di dalam dada, narkoba yang membuat candu akan kebeningan, bening yang bisa membuat sinar surya menjadi lebih indah, dan bahkan bisa membuat senja dipenuhi mega mega kerinduan. Yah, Dira yang ku ibaratkan sebagai gelas bening tersebut. Seorang wanita yang membuat aku terpukau terpana.

Setiap hari aku hanya bisa memperhatikan dan melihatnya dari jauh dengan tatapan kosongku, kerudung biru yang membuat mata setiap insan menjadi sejuk, dan senyum merona yang meluluh lantakan hatiku, Dira ialah seorang gadis tetangga kalasku yang aku kagumi. Sosok yang aku idamkan sejak masuk kuliah.

Hari ini aku bertekad untuk mengajak dia kenalan, tepatnya di koridor kampus aku mengulurkan tangan dihadapan seorang yang aku sebut gelas bening, dira. Dengan pura pura tidak tahu aku berkata “eehh boleh aku mengenalmu? Siapa namamu?”, Tanyaku dengan gugup. Dia pun menjawab pertanyaanku “Ya, Dira”. Dia tidak tanya balik siapa namaku. Aku berjalan menjauhinya dengan perasaan sumbringah diiringi dengan suara kecil tawa evil yang aku miliki.Akhirnya aku bisa menyentuh jemari lembutnya.

Tak lama dari itu, tak sengaja aku melihat dia di kantin kampus, dengan gesitnya aku menghampiri dia yang kusebut gelas bening itu tanpa rasa ragu sedikitpun. Aku tanya “Kamu beli makanan apa?”, dia mengela “isshh, beli lah masa ngutang”, “Boleh aku bayarin makanan itu?” ucapku dengan cepat, dia menjawab “Ngga usah”. “Syukurlah dia menolaknya, agar uangku tak berkurang”, ucupaku dalam hati. Selapas itu aku merasa sedikit kecewa, namun lebih merasa lega bahkan senang.

Beberapa hari telah berlalu, jarak aku dan dia kian mendekat bagai kan keong di jalur pantura. Aku mengajaknya pergi ke tempat pemandian air hangat. Tentu nya dengan teman teman yang lainnya, karena jika aku mengajak dia pergi berdua, dia pasti akan menolaknnya. Ketika dia mulai berendam di kolam air hangat, aku duduk dari jauh dan hanya memperhatikan gelas bening itu, seperti biasa. Aku tidak bisa terlalu dekat dengannya karena lisanku terasa beku, tubuhku tertatih dihadapannya, yang bisa kulakukan hanyalah memperhatikan sosok gelas bening itu.

Sebuah musibah pun terjadi di tempat pemandian itu, malapetaka yang begitu dahsyat, mimpi buruk yang tidak ingin aku alami. Dengan tidak sengaja aku melihat gelas bening itu di tempat ganti pakaian. Aku mengintip sedikit lewat ventilasi pintu ruangan itu. Dia terlihat telanjang dada tapi dengan bulu dada yang lebat. Dengan postur tubuh yang lebih kekar melibihi postur tubuhku. Dengan cepat aku pergi meninggalkan tempat itu dan dia, aku begegas pulang dengan rasa illfeel yang amat mendalam. Aku selidiki dia melalui jejaring social dan website resmi kampusku. Dan aku baru mengetahui bahwa nama yang aku puji dengan sungguh itu bukanlah nama aslinya, Dira. Ya nama itu hanyalah palsu, gelas bening yang aku dambakan kini telah pecah seiring aku mengetahui kalau nama aslinya adalah Parmin, seorang lelaki bertubuh kekar yang menyerupai gadis cantik nan indah itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun