Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dongeng Damai Sang Pendeta Muda

1 Agustus 2023   20:41 Diperbarui: 1 Agustus 2023   21:22 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eklin mendongeng di Halaman Masjid Raya Al Fatah (Foto. Facebook Eklin)

Saat ini Eklin telah tiga tahun menjadi seorang pendeta. Ia bertugas di Gereja GMP Bebar Timur. Dengan tugas barunya  kesibukan Eklin bertambah. Selain kesibukan yang telah dilakoninya selama ini di Komunitas JMP dan Rumah Dongeng Damai, Eklin juga kini mulai melayani di gereja. Walaupun begitu Eklin tidak mengeluh. Karena semua itu dilakukannya dengan tulus untuk kebahagiaan anak - anak Maluku.

"Damai itu ada, kalau kebahagiaan itu dirasakan." Ungkapnya.

Suatu hari Eklin memberanikan diri membawa Dodi naik ke atas mimbar gereja. Dari sana ia berkotbah dengan gaya seperti sedang mendongeng. Jemaat yang hadir terkesan dengan kotbahnya tetapi seorang ibu menyatakan keberatan.

"Mimbar itu tempat yang suci tidak boleh membawa boneka." Katanya mengulangi kalimat ibu tersebut.

Ada alasan yang kuat Eklin membawa Dodi naik ke atas mimbar yakni agar kotbah itu tidak hanya dipahami oleh orang tua saja tetapi juga mendarat di sanubari anak - anak. Hal ini terbukti ketika ia hendak turun dari mimbar seorang anak lari dari antara para jemaat dan langsung memeluk sang pendeta. Anak itu lalu meminta Eklin menggendongnya.

Mendongeng dari atas mimbar (foto. facebook Eklin)
Mendongeng dari atas mimbar (foto. facebook Eklin)

Selain itu ibu yang menyampaikan keberatan kala itu, justru sekarang paling bersemangat mendengarkan kotbahnya. Ia kalau mengetahui sang pendeta berkotbah di suatu gereja tertentu, ia akan mengikutinya. Ibu itu akhirnya mengerti bahwa boneka hanyalah media untuk menyampaikan firman Tuhan agar lebih mudah dipahami oleh semua kalangan.

***

Terakhir, harapan Eklin Amtor de Fretes adalah dongeng bisa tetap hidup untuk menjadi media pendidikan yang menghidupkan nilai dan merawat perdamaian di Maluku. Untuk mewujudkan harapan ini Eklin, menerbitkan sebuah buku berjudul "Mari Mendongeng Kisah -- Kisah Damai." Sang pendeta muda itu juga bermimpi, suatu hari nanti akan ada lebih dari 446 pendongeng dari Ambon yang bisa bercerita tentang damai bagi anak -- anak.

Eklin, Dodi dan Buku Mari Belajar Mendongeng Kisah - Kisah Damai (foto. Facebook Eklin)
Eklin, Dodi dan Buku Mari Belajar Mendongeng Kisah - Kisah Damai (foto. Facebook Eklin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun