Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komunitas Pensil dan Gerakan Literasi di Belu

10 Maret 2021   14:07 Diperbarui: 10 Maret 2021   14:19 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan suatu daerah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakat di daerah tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi pula kualitas kehidupan mereka dan semakin rendah tingkat pendidikan masyarakat sudah tentu kualitas hidup mereka rendah.

Kabupaten Belu adalah salah satu daerah di Indonesia dengan tingkat pendidikan rendah, sehingga tidak mengherankan jika mayoritas masyarakat Belu masih dikungkung oleh kemiskinan. Berdasarkan data Kemendikbud tahun 2018, Kabupaten Belu didaulat sebagai kabupaten dengan angka buta aksara tertinggi ketiga di Propinsi NTT untuk kategori usia 15 tahun ke atas. Tercatat jumlah penduduk buta aksara sebesar 18.476 orang atau sekitar 13.11 persen penduduknya. Karena itu untuk dapat membawa keluar Belu dari kemiskinan hal pertama yang dibuat adalah mencerdaskan masyarakatnya.

Untuk mencerdaskan masyarakat Kabupaten Belu kami berpikir bahwa kita harus menularkan virus gemar membaca sejak dini kepada anak -- anak, karena dengan proses membaca anak -- anak dapat menyerap ilmu dan pengetahuan yang mampu membuka cakrawala berpikir mereka. Ketika cakrawala berpikir mereka telah terbuka, kami yakin mereka akan lebih kreatif, inovatif dan berdaya saing dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan mereka.

Namun kami juga menyadari bahwa keterbatasan buku adalah salah satu masalah yang kami hadapi dalam upaya menyebarkan virus positif ini. Melihat persoalan yang ada kami berpikir bahwa di sini mesti ada Kelompok Belajar dengan segudang buku yang mampu menjawabi kebutuhan mereka akan pengetahuan

Karena itu dalam rangka menyebarkan virus  gemar membaca kepada anak -- anak Belu sejak tahun 2018 kami mulai merintis berdirinya tujuh buah Kelompok Belajar untuk anak -- anak. Kelompok -- kelompok itu antara lain: Kelompok Belajar Oan Lidak, Kelompok Belajar Rumbia, Kelompok Belajar Fatubaun, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Toro, TBM Lesepu, Kelompok Belajar Malun Diak dan Kelompok Belajar Toman Diak.

Awalnya kelompok -- kelompok belajar ini adalah kelompok belajar bahasa Inggris untuk anak -- anak dengan rentang usia 7-15 tahun. Tujuan dibentuknya kelompok ini adalah meningkatkan keterampilan dan pengetahuan berbahasa Inggris anak - anak. Namun seiring berjalannya waktu anak -- anak yang bergabung ke kelompok ini semakin banyak dan kami menemukan beberepa persoalan yang membuat kami perlu membuat hal lain:

  • Ada beberapa anak usia SD yang agak sulit membaca (masih terbata -- bata ketika membaca)
  • Ada beberapa anak yang kesulitan belajar karena bekerja membantu orang tua (menjual sayur selepas pulang sekolah)
  • Anak -- anak usia di bawah 6 tahun senang belajar tapi mereka tidak bisa membaca sama sekali.
  • Beberapa anak sangat pintar tapi tidak memiliki literatur/buku yang cukup untuk kebutuhan belajar mereka.

Kunjungan Ketua FTBM Kabupaten Belu ke Kelompok Oan Lidak (dok. Pribadi)
Kunjungan Ketua FTBM Kabupaten Belu ke Kelompok Oan Lidak (dok. Pribadi)

Sejauh ini kami telah melakukan beberapa langkah untuk semakin mewujudkan kelompok - kelompok belajar bahasa Inggris ini menjadi kelompok yang menyediakan banyak sumber buku yakni: Pertama, Kami membeli buku sendiri setiap bulan. Kedua, kami bergabung dengan Relawan Literasi Buku Bagi NTT dan mendapatkan kiriman buku setiap bulan dari donatur. Ketiga, kami bekerja sama dengan perpustakaan daerah. Keempat, kami bekerja sama dengan FTBM Kabupaten Belu dan kelima kami bekerja sama dengan beberapa teman yang bersedia menyumbangkan buku kepada kami untuk menambah koleksi buku di kelompok belajar kami.

Kami percaya melalui pembudayaan baca, anak - anak akan meningkat pengetahuannya, meningkat kesehatannya, meningkat tatanan ekonominya yang mana peningkatan tersebut akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan di masa depan. Dengan membaca pula akan terbentuk kepribadian anak -- anak menjadi lebih baik. Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial. Semua ini telah ditatanya dalam caranya yang khas, di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dari tingkah lakunya dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya.

Mendidik kepribadian dapat dilakukan melalui buku. Dengan membaca buku seseorang akan memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas, dari situ ia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga akan terbentuk pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Minat dan kebutuhan masyarakat untuk gemar membaca memerlukan perhatian serius dari segala lapisan masyarakat, pemerintah, aktor pendidikan dan dari pihak yang sadar dan peduli akan arti pentingnya membaca bukan hanya sebagai hobi, tetapi juga pemutus rantai kemiskinan, kebodohan dan ketidakpedulian sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun