Pada Agustus 1492, Columbus berangkat dari Palos de la Frontera, Spanyol, dalam rombongan tiga kapal menuju Kepulauan Canary untuk mengisi ulang persediaan dan bersiap untuk berlayar ke Atlantik. Ia lalu berangkat dari kepulauan tersebut dan northeasterly wind dengan cepat mendorong kapal-kapalnya menyeberangi Atlantik menuju entah apapun yang ada di depannya. Seperti di awal telah disebutkan, Columbus percaya bahwa ia akan sampai di India dengan menyeberangi Atlantik. Ia tidak tahu bahwa terdapat sebuah benua besar yang terletak di antaranya.
 Lima minggu kemudian, ia sampai di Kepulauan Bahama. Ia lalu bergerak ke barat daya untuk kemudian berlabuh di Kuba. Ia lalu menamakan wilayah tersebut cariba, yang kemudian kita kenal sekarang sebagai Kepulauan Karibia. Ia menghabiskan empat bulan di kepulauan tersebut. Setelah itu, ia memutuskan untuk kembali ke Spanyol untuk melaporkan penemuan besarnya. Namun, sama seperti pertanyaan yang diajukan oleh para penjelajah Portugis pertama, bagaimana cara mereka pulang? Tentunya mengambil jalur yang sama seperti saat keberangkatan bukanlah pilihan yang tepat karena sepanjang perjalanan menyeberangi Atlantik menuju Spanyol, mereka akan melawan northeasterly winds yang membawa mereka ke Bahama sedari awal.Â
 Akhirnya, ia memutuskan untuk berlayar ke utara. Hal ini dilakukan karena, semakin ia bergerak ke utara, southwesterly winds akan mendorongnya kembali menuju Spanyol, dan dengan bantuan arus Portugal setelah Kepulauan Azores, ia akan sampai lebih cepat. Tentunya Columbus mendapat pengetahuan mengenai keberadaan southwesterly winds ini dari para penjelajah Portugis sebelumnya yang sudah melewati ekuator dan menemukan bahwa arah angin dari kedua hemisfer Bumi bergerak dalam arah yang berlawanan (Gambar 1).
 Dalam hidupnya, Columbus melakukan total empat ekspedisi menyeberangi Samudra Atlantik. Sebagian besar ekspedisi tersebut ia habiskan untuk memetakan Kepulauan Karibia. Ia tidak benar-benar berlabuh di dataran Amerika sampai ekspedisinya yang ketiga, ketika ia sampai di yang sekarang disebut Venezuela. Walau begitu, sampai akhir hayatnya, ia masih percaya bahwa ia sampai di benua Asia (Rodger, 2012). Baru pada awal tahun 1500-an, setelah banyak penjelajah Eropa yang mengikuti jejak Columbus menyeberangi Samudra Atlantik dan memetakan daratan yang mereka temukan, disadarilah bahwa daratan tersebut bukanlah Asia, tetapi sesuatu yang benar-benar asing bagi mereka. Sebuah Dunia Baru, yang kemudian disebut benua Amerika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H