Mohon tunggu...
Redaktur PPIJ
Redaktur PPIJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biro Publikasi PPIJ 2021-2022

PPIJ adalah organisasi mahasiswa Indonesia di Jepang. Di laman Kompasiana ini, kami akan merilis seri Jendela Ilmu yang membahas berbagai topik dari beragam bidang keilmuan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manusia dan Bumi: Peran Arus Laut dan Sirkulasi Atmosfer (Bagian 3)

8 April 2022   23:00 Diperbarui: 13 April 2022   11:04 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 6. Jalur ekspedisi para penjelajah Portugis (perbesar untuk melihat lebih jelas). Sumber: worldhistory.org

  Pada Agustus 1492, Columbus berangkat dari Palos de la Frontera, Spanyol, dalam rombongan tiga kapal menuju Kepulauan Canary untuk mengisi ulang persediaan dan bersiap untuk berlayar ke Atlantik. Ia lalu berangkat dari kepulauan tersebut dan northeasterly wind dengan cepat mendorong kapal-kapalnya menyeberangi Atlantik menuju entah apapun yang ada di depannya. Seperti di awal telah disebutkan, Columbus percaya bahwa ia akan sampai di India dengan menyeberangi Atlantik. Ia tidak tahu bahwa terdapat sebuah benua besar yang terletak di antaranya.

  Lima minggu kemudian, ia sampai di Kepulauan Bahama. Ia lalu bergerak ke barat daya untuk kemudian berlabuh di Kuba. Ia lalu menamakan wilayah tersebut cariba, yang kemudian kita kenal sekarang sebagai Kepulauan Karibia. Ia menghabiskan empat bulan di kepulauan tersebut. Setelah itu, ia memutuskan untuk kembali ke Spanyol untuk melaporkan penemuan besarnya. Namun, sama seperti pertanyaan yang diajukan oleh para penjelajah Portugis pertama, bagaimana cara mereka pulang? Tentunya mengambil jalur yang sama seperti saat keberangkatan bukanlah pilihan yang tepat karena sepanjang perjalanan menyeberangi Atlantik menuju Spanyol, mereka akan melawan northeasterly winds yang membawa mereka ke Bahama sedari awal. 

  Akhirnya, ia memutuskan untuk berlayar ke utara. Hal ini dilakukan karena, semakin ia bergerak ke utara, southwesterly winds akan mendorongnya kembali menuju Spanyol, dan dengan bantuan arus Portugal setelah Kepulauan Azores, ia akan sampai lebih cepat. Tentunya Columbus mendapat pengetahuan mengenai keberadaan southwesterly winds ini dari para penjelajah Portugis sebelumnya yang sudah melewati ekuator dan menemukan bahwa arah angin dari kedua hemisfer Bumi bergerak dalam arah yang berlawanan (Gambar 1).

  Dalam hidupnya, Columbus melakukan total empat ekspedisi menyeberangi Samudra Atlantik. Sebagian besar ekspedisi tersebut ia habiskan untuk memetakan Kepulauan Karibia. Ia tidak benar-benar berlabuh di dataran Amerika sampai ekspedisinya yang ketiga, ketika ia sampai di yang sekarang disebut Venezuela. Walau begitu, sampai akhir hayatnya, ia masih percaya bahwa ia sampai di benua Asia (Rodger, 2012). Baru pada awal tahun 1500-an, setelah banyak penjelajah Eropa yang mengikuti jejak Columbus menyeberangi Samudra Atlantik dan memetakan daratan yang mereka temukan, disadarilah bahwa daratan tersebut bukanlah Asia, tetapi sesuatu yang benar-benar asing bagi mereka. Sebuah Dunia Baru, yang kemudian disebut benua Amerika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun