Ada pertanyaan dalam hati saat melihat siaran langsung sidang kasus yang menimpa Jessica. Bukan tidak tertarik dengan proses sidang atau kasus tersebut, tapi karena disiarkan secara langsung selama berjam-jam dan sudah sekian hari. Sebegitu pentingkah kasus ini bagi televisi ? atau memang ratingnya yang begitu tinggi. Sehingga memberikan ruang yang sangat besar bagi siaran langsung kasus persidangan ini.
Padahal kita mengetahui untuk masuk dalam siaran TV sangat sulit, kalaupun harus membayar akan membutuhkan biaya yang besar. Dalam hal ini rasanya tidak mungkin ada yang mampu membayar TV, karena durasinya berjam-jam. Kalau dimisalkan iklan 30 detik mencapai harga 15 juta. Maka untuk satu jam siaran langsung sidang Jessica akan membutuhkan biaya Rp1,8 miliar.
Itu baru satu stasiun TV, rasa-rasanya untuk meliput sidang tersebut ada beberapa stasiun. Itu makanya mustahil ada yang mau bayar TV untuk siaran langsung. Lalu kenapa harus disiarkan secara langsung dan terus menerus ?. Apakah tidak ada lagi masalah bangsa Indonesia yang layak untuk disiarkan, misalnya saja PON di Jabar. Kan event empat tahunan tersebut juga menarik dan merupakan ajang antar daerah dalam mencari bibit potensial yang akan mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Karena itu kita juga meminta stasiun TV agar tidak hanya mementingkan rating. Frekwensi yang digunakan katanya milik Negara dan harus punya rasa tanggungjawab juga donk terhadap kemajuan anak bangsa. Sekali siaran langsung bagaimana perjuangan petugas kebersihan yang harus bangun jam 3 pagi agar kota tetap bersih, atau siaran langsung rapat DPR yang membahas tentang anggaran. Kan lebih ada manfaatnya bagi semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H