Persatuan Indonesia Ialah dari Marauke sampai Sabang dan dari Sabang sampai Marauke. Ada tamu 1 Syuro disini dari Malaysia, Jauh-jauh dari Malaysia kenapa rindu? Jawabnya karena Persatuan. Mau dipindah kemana pun ibu kota, kita takut kalau disana ada keadaan negara tetangga (Brunei, Saba) jadi harus hati-hati dan tetap bersatu. Tapi kalau Persatuan Indonesianya belum dizahirkan, maka jati diri Indonesia bisa terabaikan. Sebelum bangsa lain membuat demokrasi, Indonesia sudah punya demokrasi.
Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan)
Hikmah itu ilmu, Kebijaksanaan itu perbuatan. Permusyawaratan perwakilan itu demokrasi indonesia yang bagus (Ganda atau 2x). Perdana menteri inggris minta di tirukan, Amerika juga maka kembalikan kepada demokrasi indonesia yang asli. Oleh sebab itu, Jakarta ramah dan parpol ramai, tapi pejuangnya mau Membuat GBHN (Garis Besar Haluan Negara). GBHN itu gak perlu diamandenmen sebenernya gak usah. Kembalikan UUD 1945, jangan takut gimana? Sampaikan kepada seluruh bangsa INI JATI DIRI INDONESIA. Tema Sempena Syuro ini pun dipilih dengan permusyawaratan perwakilan yang mampu dipertanggungjawabkan. Tidak perlu memperpanjang debat UUD 1945. Kembali saja ke UUD 1945 yang hakiki. "Tegas Syaykh Al-Zaytun".
Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia)
Demokrasi Indonesia itu santun dan cantik, pilih wakil rakyat yang mampu berpikir tajam penuh kebijaksanaan dan kembali ke jati diri bangsa Indonesia yakni Undang-undang Dasar 1945. Para hakikatnya tujuan demokrasi Indonesia ialah untuk mewujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya Syaykh Al-Zaytun Mengajak membaca Asmaul Husna dan Asmaun Nabi sebagai rutinitas dzikir para Santri dan Mahasiswa di Kampus Al-Zaytun (Oxygen City). Apabila sila 1 sampai 5 terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh bangsa Indonesia. Maka Keadilan otomatis akan terwujud. Seperti teladan Rasulullah SAW yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan kepada seluruh umat.Â
Dalam kisahnya menyuapi nenek Yahudi Buta yang sangat membenci Rasulullah SAW. Namun beliau tidak pernah sedikit pun membencinya, justru tetap dengan sepenuh hati menyuapi sang Nenek sampai 3 kali saban Ahad.Â
Untuk video lengkapnya tentang 1 Syuro 1441 H Al-Zaytun klik di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H