PENDAHULUANÂ
Teknologi diartikan sebagai alat yang dapat memberi solusi, membantu, serta memudahkan dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia. Menurut Alistahbana (dalam Astuti, 2014) teknologi adalah cara memenuhi kebutuhan melalui alat dan akal sehingga teknologi dapat memperpanjang, memperkuat, dan lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.Â
Menurut Ellul (dalam Astuti, 2014) teknologi adalah metode yang mengarah pada efisiensi dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dengan demikian teknologi adalah cara atau metode melalui suatu alat yang lebih efektif dan efisien dalam membantu disetiap aspek kehidupan manusia sehari-hari. Teknologi selalu mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.Â
Contoh pada teknologi informasi dan komunikasi yaitu mulai dari penggunaan terompet, gendang, dan benda lain yang dapat menghasilkan suara serta lukisan-lukisan digoa pada zaman prasejarah, lalu penemuan mesin cetak oleh Johanness Gutenberg (1455), penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell (1876), hingga penemuan berbagai macam inovasi teknologi baru yang semakin canggih oleh manusia atau yang disebut sebagai gelombang ketiga/ era reformasi oleh Alvin Toffler (1980).Â
Dari penemuan-penemuan awal tersebut pengetahuan manusia terus mengalami perkembangan dan masalah yang dihadapi semakin kompleks sehingga individu terus mencari cara untuk menciptakan sesuatu yang dapat mengatasi berbagai masalah tersebut yaitu melalui perkembangan teknologi. Beberapa contoh produk dari teknologi informasi dan komunikasi yaitu handphone yang sudah menjadi smartphone, internet, dan media sosial. Ketiga produk tersebut sangat melekat dalam kehidupan manusia diera ini, terlebih pada kehidupan pemuda.Â
Media sosial merupakan istilah yang melekat pada seluruh individu saat ini, khususnya pemuda. Hampir seluruh individu didunia menggunakan media sosial sebagai alat untuk berkomunikasi dan mencari informasi serta melakukan berbagai aktivitas lainnya yang lebih luas dari itu seperti membangun usaha, membentuk relasi, mengembangkan hobi, dan sebagainya. Menurut Boyd (Natalia, 2020) media sosial merupakan kumpulan softwere yang memungkinkan individu atau kelompok untuk berkumpul, sharing, berkomunikasi, dan berkolaborasi.Â
Menurut Nasrullah (Natalia, 2020) menyatakan bahwa media sosial bukan hanya sekadar untuk menyebarkan informasi lalu dikreasi oleh pengguannya melainkan juga dapat membentuk relasi secara virtual dan berbagi data. Berdasarakan data We are Social tahun 2022 mengutip dari Riyanto (2022) menunjukan bahwa terdapat 4.62 milyar pengguna aktif media sosial diseluruh dunia dan sebanyak 191,4 juta merupakan pengguna aktif media sosial di Indonesia pada tahun 2021 dengan rata-rata penggunaan selama 8 jam per hari.Â
Pengguna media sosial yang paling dominan adalah pemuda dengan persentase 99,16% dengan rentang usia 13-18 tahun pada 2 tahun terakhir (Bayu, 2022). Data tersebut selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Lima media sosial yang paling sering digunakan oleh pengguna Indonesia tahun 2022 meliputi WhatsApp, Instagram, Facebook, Tiktok, dan Telegram.Â
Adapun alasan yang paling banyak dalam menggunakan internet dan media sosial yaitu untuk mencari informasi dengan persentase 80,1% disamping alasan untuk mencari ide, menjalin komunikasi, membentuk relasi, mengisi waktu luang, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukan kelekatan perkembangan teknologi terhadap kehidupan individu/ pemuda saat ini. Segala kemudahan yang diberikan oleh teknologi juga membuat individu sulit untuk menjauhkannya sehingga menyebabkan ketergantung individu terhadap teknologi.
Penggunaan teknologi yang tentu membawa dampak bagi diri individu/ pemuda itu sendiri baik dampak negatif maupun positif sesuai dengan pemanfaatan yang dilakukan individu dan seberapa banyak intens penggunaannya.Â
Dampak negatif dari teknologi, terlebih media sosial, yaitu dapat menyebabkan kecanduan, ketergantungan, perubahan perilaku yang buruk, menurunnya moralitas, individualistik, menyebabkan anxiety dan gangguan psikologis lainnya, perilaku menyipang, insecure, penurunan nilai akademik, penurunan kemapuan sosial secara langsung, munculnya berbagai fenomena sosial terkait teknologi seperi phubbing, hyper tecnology, teknofilia, dan lain-lain. Selain itu media sosial juga rawan terjadi kejahatan digital seperti cyber crime, cyber bullying, hoax, sexting, penipuan, pencurian data, pornografi, konten merugikan, terorisme, gerakan separatis, dan  bentuk kekerasan dan kejahatan lain dalam konteks teknologi.Â
Adapun dampak positif dari media sosial yaitu dapat mengetahui berbagai macam informasi dan pengetahuan, menjalin komunikasi dengan banyak orang secara bersamaan, membangun relasi bahkan membentuk suatu komunitas, berkolaborasi, meningkatkan motivasi diri, membuka pola pikir individu, menciptakan inovasi/ tren baru yang bermanfaat, serta dapat meningkatkan kesadaran sosial terhadap isu sosial seperti isu pendidikan, lingkungan, ketimpangan, mental health, dan sebagainya.Â
Namun sangat disayangkan dampak negatif cenderung mendominasi penggunaan media sosial terhadap individu/ pemuda. Oleh karena itu perlu bagi pemuda untuk melakukan gerakan dalam rangka meningkatkan kesadaran yang dimulai dari dirinya sendiri mengenai permasalahan yang terjadi melalui media sosial sebab meskipun media sosial disatu sisi memberikan dampak negatif, disisi lain menjadi wadah yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan dampak positif bagi individu lain/ pemuda melalui content/ kegiatan yang dilakukan. Â Â
Tidak mudah bagi individu/ pemuda dalam melakukan pergerakan sosial mengenai isu sosial melalui platform media sosial sebab sangat rawan dengan kejahatan digital serta dapat menimbulkan pro dan kontra. Terlebih berbagai perspektif muncul yang dapat muncul dari berbagai pengguna terhadap gerakan sosial yang dilakukan pemuda. Selain itu konten yang edukatif dan bersifat positif jarang disukai atau jarang viral dibangdingkan dengan konten lain. Namun karena pemuda memiliki sifat ambisius, semangat, relasi yang luas, motivasi dan idealis yang tinggi membuat pemuda tidak mudah menyerah dalam melakukan pergerakan dan membentuk komunitas lalu menyebarkannya melalui media publik. Pergerakan sosial juga didasari oleh pendidikan yang dimiliki generasi pemuda. Melalui pendidikan inilah pengetahua, kesadaran, dan kepekaan pemuda terhadap isu sosial semakin meningkat.Â
ISIÂ
Pergerakan sosial merupakan sekumpulan individu yang berkolaborasi dalam melakukan pergerakan dalam rangka mencapai perubahan sosial dan politik masyarakat menjadi lebih baik. Saat ini sudah banyak pemuda yang membentuk komunitas atau kelompok untuk melakukan pergerakan sosial dalam segala aspek kehidupan. Gerakan sosial yang dilakukan pemuda saat ini pun mengalami pergeseran yang dimana mereka memanfaatkan media sosial sebagai sarananya contoh melalui instagram dan tiktok terlebih kedua media sosial tersebut yang paling dominan digunakan oleh sebagian besar generasi muda. Dalam pandangan sosiologi kepemudaan, salah satu fakor pendorong terjadinya gerakan sosial adalah media massa. Berdasarkan data We are Social tahun 2022 mengutip dari Riyanto (2022) pengguna instagram di Indonesia menempati urutan kedua dengan persentase 84,8% dan pengguna tiktok di Indonesia urutan keempat dengan persentase 63,1%.Â
Sudah banyak gerakan sosial yang dilakukan generasi muda Indonesia melalui media sosial ini contohnya seperti yang dilakukan oleh Pandawaragroup yang dimana terdiri dari 5 orang pemuda asal bandung. Kelompok pemuda ini melakukan aksi gerakan sosial mengenai isu lingkungan yang dimana mereka membersihkan aliran sungai/ kali dan kegiatannya tersebut dipublikasikan melalui media sosial seperti instagram dan tiktok sejak tahun 2022. Gerakan ini ditujukan bukan untuk benar-benar membersihkan sampah tetapi bertujuan untuk mengurangi sampah, seperti motto yang tercantum dimedia sosialnya yaitu "bukan membersihkan tapi mengurangi".Â
Pengikut media sosial mereka juga mencapai 889k di instagaram dan 5,6M di tiktok dan sebagian besar pengikutnya merupakan generasi muda dari berbagai macam daerah bahkan lintas negara. Gerakan tersebut mendapatkan respon yang positif dari masyarakat dan pengguna media sosial. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang merespon negatif hal tersebut dengan pandangan para pemuda hanya sekadar pencitraan, ingin viral, dan sebagainya.Â
Aksi membersihkan lingkungan ini juga menginspirasi banyak pemuda untuk melakukan kegiatan yang serupa didaerahnya. Belum lama ini mereka bersama dengan content creator lainnya juga melakukan event membersihkan sampah dialiran sungai dan beberapa kali mengajak para generasi muda atau relawan untuk melakukan gerakan yang sama dan peka terhadap isu lingkungan khususnya. Gerakan yang dilakukan oleh Panwaragroup ini dinamai one day one trash bag, menjadi contoh gerakan sosial pemuda Indonesia melalui media sosial, yang sangat amat positif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya isu sosial demi generasi yang akan datang.Â
Lalu ada gerakan 1000 guru dimana gerakan ini berfokus pada pendidikan di pedalaman. Gerakan ini dibentuk oleh Jemi Ngadiono sejak tahun 2013. Organisasi ini bertujuan untuk membantu pendidikan pedalaman Indonesia pada saat itu dengan mengajak para generasi muda untuk berkontribusi secara langsung dalam rangka memajukan pendidikan di pedalaman. Awal mula komunitas ini terbentuk yaitu melalui media sosial Twitter dan sudah diikuti oleh ribuan orang yang sebagian besar pengikutnya adalah generasi muda pada saat itu. Hal ini juga dilakukan sebagai bentuk kritik kepada pemerintah mengenai ketidakmerataan pendidikan di pedalaman melalui media sosial (Wibisono, 2017). Serta gerakan sosial pemuda lainnya seperti Ketjil Bergerak yang merupakan komunitas pemuda yang bergerak dalam bidang pendidikan melalui metode seni dan budaya (Wiedarjati dan Pratiwi), aksi galangan dana untuk membantu korban bencana yang membutuhkan, gerakan literasi, gerakan indonesia mengajar, gerakan mahasiswa indonesia, dan lain sebagainya yang mencangkup segala bidang kehidupan masyarakat.Â
Berdasarkan gerakan sosial yang sudah banyak dilakukan oleh pemuda memperlihatkan bahwa masih banyak generasi muda yang peka dan tinggi kesadarannya mengenai isu-isu sosial yang meliputi isu pendidikan, kemiskinan, kriminalitas, ketidakadilan, kesehatan, lingkunga, politik, ekonomi, isu gender, dan lain-lain. Hal ini menununjkan bahwa pemuda sensitif terhadap isu-isu sosial dan mereka terlibat didalamnya.Â
Para pemuda juga berupaya untuk mengubah pandangan masyarakat mengenai generasinya yang cenderung mengalami penurunan akibat adanya perkembangan teknologi, khususnya media sosial, melalui kegiatan, aksi, dan gerakan sosial yang positif dan bermanfaat, serta melalui content yang edukatif, bersifat persuasif dalam melakukan perubahan sosial. Pemuda sebagai agent of change melalui aksi nyata tentu akan berdampak secara langsung bagi kehidupan masyarakat baik dimasa sekarang atau masa depan. Oleh karena itu pemuda dengan adanya media sosial dan perkembangan teknologi yang begitu pesat diharapkan dapat memperbaiki, berinovasi, dan memiliki kratifitas untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dimasyarakat.Â
PENUTUP
Dengan demikian dapa disimpulkan bahwa pemuda dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial yang terjadi dilingkungannya melalui aksi nyata dan kegiatan yang dilakukan bersama dengan komunitasnya serta dipublikasikan melalui media sosial dengan tujuan untuk mengajak pemuda lain dan masyarakat melakukan hal yang serupa. Selain itu melalui para pemuda, media sosial, dan para content creator  yang terlibat didalamnya dalam mengkapanyekan hal tersebut, yang dimana dewasa ini influencer, selebgram, dan content creator memiliki pengaruh terhadap pemuda yang menggunakan media sosial sehingga dapat berkontribusi secara langsung dalam menyelesaikan isu-isu sosial. Para pemuda juga mulai menyadari bahwa media sosial tidak hanya digunakan sebagai sarana hiburan melainkan juga sebagai saran gerakan sosial dan edukatif. Melakukan gerakan dan konten positif yang dilakukan pemuda perlahan dapat menghasilkan perubahan sosial yang nyata kearah yang lebih baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H