Mohon tunggu...
Rebiyyah Salasah
Rebiyyah Salasah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Mahasiswa yang ke-maha-an nya dipertanyakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejutan

12 Maret 2018   15:04 Diperbarui: 16 Februari 2019   16:17 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu adalah hari jumat. Di akhir minggu, hari-hari saya malah terasa padat. Saya masih ingat bagaimana lelahnya badan karena mobilitas yang tinggi dan kegiatan yang padat. Juga masih teringat bagaimana pegalnya tangan saya memegangi papan skor di motor hampir 30 menit lamanya. Tapi siapa menyangka hari itu menjadi hari yang mengubah hidup dan rutinitas saya beberapa bulan ini.

Saya lelah dan berniat untuk tidur saja di kos sehabis memegangi papan skor itu. Tawaran untuk main ataupun jajan saya tolak karena rasanya saya sudah mau flu dan butuh istirahat. Niatan untuk tidur itu akhirnya urung dilakukan sebab saya lupa ternyata saya punya janji untuk mengerjakan sesuatu bersamaan dengan teman-teman. Dengan setengah hati, akhirnya saya menepati janji itu.

---------

Ia tak pernah masuk dalam pikiran saya. Sekalipun pernah paling sebatas nyinyir karena hal yang bahkan tidak saya ketahui pasti. Selebihnya, saya membatasi komunikasi dengannya, kata-kata yang terlontar hanyalah basa-basi belaka. Saya pun seolah tidak memedulikan hal-hal yang terjadi selama ini menyangkut dengan dia. Tapi tidak dengan hari itu.

Saya dilingkupi rasa penasaran untuk mengetahui apa yang selama ini terjadi. Rasanya saya melewatkan banyak hal. Semenjak ada rasa penasaran itu semuanya berubah. Saya sangat benci memperhatikan orang, setiap detail gerak gerik ataupun gaya bicaranya. Namun, rasa penasaran membawa saya pada titik dimana saya akhirnya memperhatikan dia.

Saya tak bisa menafikan bahwa saya telah jatuh pada pandangan kesekian, pada orang yang selama ini luput dari pandangan.

-----------

Siapa menyangka orang yang bahkan kehadirannya dulu tidak pernah saya sadari kini menjadi orang yang paling saya nanti?

Hidup menang penuh kejutan. Lewat hari-harinya yang melelahkan, hidup memberi hal mengejutkan. Siapa pernah menyangka?

Tak pernah ada yang menyangka juga bahwa telah sudah sepertiga jalan yang dilewati kini. Bukan waktu sebentar untuk hal yang tak pernah diperkirakan di awal. Terkadang saya berpikir, untuk apa pusing-pusing memikirkan nanti bagaimana dan akan ada apa, hidup telah menyediakan hal-hal yang tak kita kira sebelumnya. Menunggu momennya tepat lalu kita terkejut.

Yogyakarta, 19 November 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun