Mohon tunggu...
Alvian Fachrurrozi
Alvian Fachrurrozi Mohon Tunggu... Seniman - Penulis bebas

Manusia bebas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manifesto Spiritual Jawa

13 Juni 2022   09:42 Diperbarui: 13 Juni 2022   09:54 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Werkudara dan Dewa Ruci

Semua itu saya kira adalah sebuah simbolisme penting yang mengambarkan tentang keberanian "supra-rasional" dari "Para Penyelam Spiritual" yang sudah mencapai manifesto "Jumenenging Pribadi" (berkuasanya Ingsun Sejati/Higher Self/Kesadaran Ketuhanan), yang tentu saja itu bisa kita tarik benang merah dengan prinsip-prinsip dalam Bushido --- yang mana merupakan ajaran yang berakar dari Mistik Zen Buddhisme.

Sebagai kesimpulan dan penutup tulisan ini. Di Jawa juga ada wejangan lain yang berbunyi "Yitna Yuwana Lena Kena", siapa yang yitna (awas dan penuh kesadaran) akan menemui yuwana (keselamatan), tetapi siapa yang lena (tidak awas, tidak berkesadaran) akan menemui celaka. Tentu saja Menjaga Kesadaran atau Tapa atau Samadhi atau Meditasi adalah kunci agar kita bisa tetap Yitna Yuwana. Meditasi adalah satu-satunya landasan kebatinan yang terbukti sangat universal, ia adalah jalan bercengkrama dengan Tuhan dengan "bahasa hening", sebuah bahasa yang paling universal, bukan menyapa Tuhan harus pakai birokrasi bahasa suku bangsa tertentu yang bagi orang terlahir "tuna wicara" tentu terasa diskriminatif kejam karena sampai kapanpun akan mustahil bisa dipelajarinya. Serta laku meditasi ini tentu saja bukan hanya monopoli olah spiritual yang dimiliki masyarakat Jawa atau Jepang saja, pada suatu masa seluruh negeri Asia telah diterangi oleh Obor Meditasi dari Sang Buddha, Gautama.

Saya pribadi seiring dengan semakin menyelami meditasi, entah kenapa saya dihinggapi suatu perasaan yang ganjil, aneh, dan sulit saya jelaskan dengan kata-kata manakala saya secara pribadi seketika merasakan ada semacam "persaudaraan batin" yang sangat kuat dengan semua meditator (para pelaku meditasi), baik itu meditator Penghayat Ajaran Jawa dari lintas wejangan dan silsilah, juga dengan Meditator Buddhis, Teosofi, Jain, Hindu, serta dengan para meditator dari beragam komunitas kebatinan dan agama-agama besar yang lain.

----------
Ngawi, 11.06.2022
Alvian Fachrurrozi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun