"Kita diajari menulis oleh guru, apa gunanya jika ilmu itu tidak dikembangkan?" Itulah pemikiran ibu, ketika saya masih kecil. Dari kecil, saya dibiasakan menulis buku harian setiap hari. Awalnya, saya menolak "males ah." pikir saya. Akhirnya, saya coba menulis di buku harian karena penasaran. Ternyata, menulis di buku harian seru.Â
Bagi yang belum tahu, buku harian adalah buku yang berisi tentang peristiwa-peristiwa menarik yang dialai oleh seseorang (sumber: kompas.com). Kita bisa menulis kejadian-kejadian yang menyenangkan maupun tidak. Berkat menulis, saya jadi lebih bersyukur atas hidup ini. Saya juga bisa membaca kenangan-kenangan masa kecil suatu saat nanti. Tulisan saya jadi lumayan bagus dan rapi.
Jadi ingat, dulu saya pernah tulis buku harian lebih dari dua kali dalam sehari. Tidak ada rasa bosan sedikit pun saat menulis buku harian. Hampir setiap ulang tahun, hadiah dari papa dan mama adalah buku harian, saya sangat gembira, sungguh kenangan yang indah. Sampai sekarang, kebiasaan itu tidak hilang. Saya masih menulis buku harian hampir setiap hari. Dari dulu, sampai sekarang hobi saya adalah menulis. Oleh karena itu, profesi impian saya menjadi seorang penulis.
Belum lama ini, salah satu guru saya, Ms. Elen memberikan tugas kepada anak-anak kelas VI A, B, C, dan D, menulis 13 blog dalam 13 hari (dari tanggal 19 Oktober sampai 31 Oktober) di wordpress, blogspot, dan kompasiana.Â
Ini kesempatan bagus untuk upgrade (meningkatkan) buku harian karena jika, menulis di tiga aplikasi tersebut, tulisan saya tidak akan pernah hilang selama email masih ada. Buku harian bisa saja hilang, rusak, sehingga sulit dibaca. Blog yang kita buat dapat dilihat semua orang. Hari Sabtu 5 Oktober 2022 lalu, SD Candle Tree ada acara pembukaan klub menulis.Â
Di dalam acara tersebut, saya menyampaikan pengalaman 13 hari menulis blog. Ternyata, banyak yang berniat untuk melanjutkan menulis di kompasiana. Adik-adik kelas, banyak yang ikut klub menulis ini.Â
Kegiatan klub menulis ini bertujuan untuk mengajak orang berkumpul bersama untuk menceritakan hasil tulisannya dan menginspirasi satu sama lain untuk terus menulis. Dengan adanya klub ini, saya dan juga teman-teman dapat mengembangkan kemampuan menulis. Jadi, klub ini sangat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Indonesia menempati posisi ke-60 dari 61 negara dalam hal literasi. Rendah banget, ya. 1 dari 1000 orang Indonesia yang memiliki minat berliterasi yang tinggi (UNESCO 2014). Eitss....literasi bukan hanya tulis dan baca lho, saat ini, istilah literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Ada memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks.Â
Yuk, budayakan berliterasi!
- Rebekah -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H