Mohon tunggu...
Casey Rebecca Tulung
Casey Rebecca Tulung Mohon Tunggu... Guru - Early Childhood Educator

I teach, I bake.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seberapa Pentingkah Experiential Learning dalam PAUD?

22 November 2022   14:09 Diperbarui: 22 November 2022   14:13 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran eksperiensial adalah filosofi pendidikan dan ini semua tentang membiarkan anak-anak menemukan pengetahuan. Penemuan ini kemudian harus didorong dengan rasa ingin tahu, eksplorasi yang difasilitasi, dan asimilasi pengetahuan. Sementara pengalaman belajar seringkali lebih mahal untuk disediakan dan mengharuskan pendidik untuk mempertahankan rasio anak:fakultas yang rendah, anak-anak menuai manfaat yang signifikan dari pendekatan tersebut.

Experiential learning dapat didefinisikan sebagai anak-anak (dan orang dewasa!) belajar melalui penjelajahan, pengalaman, penciptaan, penemuan, berhubungan dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Bentuk pembelajaran ini tidak terstruktur, tanpa aturan atau batasan waktu, dan melibatkan sedikit bimbingan orang dewasa. Anak-anak diizinkan untuk belajar secara alami, dengan caranya sendiri. Experiential learning dapat terjadi melalui aktivitas seperti bermain di luar ruangan, bermain imajinatif atau pura-pura, ekspresi kreatif melalui seni, musik dan tari, eksplorasi alam dan lingkungan sekitar anak.

Mengalami dunia secara mandiri membantu anak-anak berpikir sendiri. Dengan melakukan itu, mereka mendapatkan rasa pencapaian dan peningkatan kepercayaan diri yang dapat membantu memperdalam ikatan orang tua-anak saat keluarga berbagi kebanggaan dalam mencapai tonggak penting. Pembelajaran berdasarkan pengalaman terjadi di luar struktur kurikulum kelas dan tersedia untuk setiap anak di rumah, saat bermain, saat liburan, atau di akhir pekan.

Saat ini, banyak anak mengambil bagian dalam pengalaman tidak terstruktur lebih sedikit daripada yang dilakukan orang tua mereka sebagai anak-anak. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari teknologi canggih (mainan, TV, video game, internet, dan jejaring sosial) hingga ketakutan orang tua akan keamanan, kebersihan, dan kurangnya ruang bermain yang berkualitas.

Pembelajaran dan pertumbuhan terjadi paling cepat ketika seorang anak dapat mencurahkan perhatian penuh mereka pada suatu topik, terutama jika topik tersebut menimbulkan tantangan yang sesuai dengan usianya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun