Mohon tunggu...
Rebecca Pandu
Rebecca Pandu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jurnalisme Warga: Suara dari Seluruh Rakyat Indonesia

19 Desember 2023   07:55 Diperbarui: 19 Desember 2023   08:24 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnalisme warga saat ini menjadi salah satu kekuatan terbesar dalam dunia media. Jurnalisme warga berperan penting dalam perluasan cakupan informasi serta meningkatkan keterlibatan publik dalam penyebaran berita. Di Indonesia sendiri, jurnalisme warga telah berkembang secara pesat dan menunjukkan dampak yang signifikan.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perkembangan jurnalisme warga, perlu diketahui terlebih dahulu apa itu jurnalisme warga. Jurnalisme warga, atau citizen journalism, merupakan kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh orang diluar golongan jurnalis profesional, atau dalam kata lain masyarakat biasa atau awam (Putri, 2022). Masyarakat biasa yang dimaksudkan disini adalah warga yang tidak mendapatkan pelatihan jurnalisme secara khusus, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai profesional. 

Jurnalisme yang pada awalnya hanya dapat dilakukan oleh kaum profesional, kini telah mengalami perubahan dengan turut melibatkan masyarakat awam. Kehadiran jurnalisme warga di Indonesia tentu saja tidak lepas dari adanya pandangan pro dan kontra, baik itu dari pelaku jurnalisme atau masyarakat awam juga. 

Kelompok pro, menurut Widodo (2020) memandang adanya kekuatan dari jurnalisme warga. Kelompok pro menilai jika jurnalisme warga dapat menarik pasar yang kurang diperhatikan oleh media mainstream. Kemudian kelompok pro juga melihat keterlibatan warga dalam jurnalisme warga lebih mengarah pada panggilan moral daripada sebatas perasaan profesional. Kemudian yang terakhir adalah pandangan kelompok pro yang menilai jika jurnalisme warga dapat lebih menyuarakan isu-isu serta suara yang tidak diperhatikan oleh media mainstream.

Adanya kelompok pro, tentunya akan beriringan dengan adanya kelompok kontra. Kelompok kontra lebih memandang jurnalisme warga dari sisi kelemahannya daripada sisi kekuatannya (Widodo, 2020). Seperti contohnya bagaimana warga yang terlibat tidak mendapatkan pelatihan khusus untuk melakukan kegiatan jurnalisme. Hal ini berkaitan dengan penilaian terhadap jurnalisme warga yang dianggap tidak mampu untuk menyediakan sumber daya yang kredibel dan dapat dipercayai. Selain itu, warga awam juga tentu saja akan kurang dari segi relasi dan koneksi jika dibandingkan dengan profesional. Dan yang terakhir adalah munculnya topik-topik sepele seperti topik mengenai ramalan zodiak maupun menu sarapan yang hadir dari jurnalisme warga.

Meskipun memiliki kelemahan dan kekuatannya, tidak dapat dipungkiri jika perkembangan jurnalisme warga di Indonesia sangat berdampak. Bahkan jurnalisme warga sendiri hingga dibagi kedalam tiga jenis, yaitu jurnalisme yang dimiliki oleh media besar, seperti Kompasiana yang dimiliki oleh Kompas, Citizen 6 yang dimiliki oleh Liputan6, Yoursay yang dimiliki Suara.com, dan masih banyak lagi lainnya. Lalu jenis yang kedua adalah jurnalisme warga murni, atau tidak dimiliki oleh perusahaan media besar, seperti Jalinmerapi.com, Katolikana, dan lainnya. Lalu jenis yang terakhir adalah portal forum, seperti Kaskus. Melihat dari banyaknya jenis dan maraknya jurnalisme warga di Indonesia, tentu saja pasti telah mengalami banyak hal dan perubahan selama perkembangannya.

Mengalami Transformasi Informasi oleh Masyarakat

Masyarakat yang tadinya hanya sebagai penerima informasi, kini juga dapat terlibat dalam proses pengumpulan, penyusunan, bahkan hingga penyebaran informasi melalui jurnalisme warga. Jurnalisme warga sendiri merujuk pada keterlibatan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dalam rangkaian proses pembuatan, penyajian, hingga penyebaran informasi melalui platform media yang tersedia. Perkembangan teknologi di Indonesia, khususnya mengenai akses internet yang semakin meluas, telah memberikan peluang bagi setiap masyarakat untuk menjadi "reporter" dari kejadian sehari-hari mereka. Baik dari momen lokal, bahkan hingga isu nasional, jurnalisme warga dapat memberikan laporan langsung dari sumbernya.

Peran Media Sosial dalam Perkembangan

Perkembangan jurnalisme warga tentu saja tidak lepas dari peran krusial media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan platform lainnya. Media sosial inilah yang akhirnya mendorong terjadinya perkembangan jurnalisme warga di Indonesia. Masyarakat seringkali menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan informasi, foto, video, maupun cerita terkait peristiwa pribadi mereka mengenai kejadian di sekitar mereka. Hal ini menghasilkan adanya aliran informasi yang cepat dan luas, hingga seringkali menjadi sumber berita pertama kali.

Kekuatan Kecepatan dan Keterlibatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun