Mohon tunggu...
Rebecca P
Rebecca P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tantangan Menjadi Content Creator yang Tiada Habisnya, Tertarik Mencoba?

19 Desember 2023   08:23 Diperbarui: 19 Desember 2023   08:31 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia jurnalisme multimedia telah mengalami transformasi besar dengan kedatangan content creator, termasuk di Indonesia. Kehadiran content creator menghadirkan nuansa baru dalam penyampaian informasi, namun sekaligus juga menimbulkan sejumlah tantangan yang perlu diatasi. 

Pada dasarnya, content creator adalah seorang pembuat konten, baik itu berupa gambar, tulisan, video, podcast, atau berbagai bentuk lainnya (LSPR News, 2023). Pekerjaan yang terkesan menyenangkan, hanya dengan membuat konten maka bisa menghasilkan profit, atau bahkan mendapatkan perhatian masyarakat luas. Namun tahukah kamu kalau pekerjaan sebagai content creator, khususnya dalam dunia jurnalisme banyak tantangannya?

Tantangan yang perlu dihadapi oleh content creator dimulai dari perlunya keseimbangan antara inovasi kreatif dan standar jurnalistik yang berlaku. Konten kreatif memang diperlukan, namun harus berjalan beriringan pula dengan standar jurnalistik yang telah berlaku. Beberapa standar jurnalistik yang perlu diperhatikan oleh content creator adalah keakuratan, keberimbangan, serta integrasi informasi. 

Content creator seringkali melupakan standar jurnalistik akibat adanya tekanan bahwa konten yang diciptakannya harus viral. Tekanan inilah yang akhirnya membuat content creator melepaskan nilai-nilai jurnalistik demi menarik perhatian masyarakat dan membuat kontennya menjadi viral. Padahal standar jurnalistik yang diberlakukan merupakan hal yang penting untuk diikuti.

Tantangan berikutnya adalah tekanan untuk menjadi yang pertama dalam menyampaikan informasi. Seluruh content creator pasti berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dalam menyampaikan berita, namun sayangnya seringkali juga para content creator melewatkan satu hal yang penting, proses verifikasi informasi. Akibat tergesa-gesa untuk segera menyebarkan informasi, proses verifikasi informasi jadi dilewati begitu saja. 

Melewati proses verifikasi berpotensi untuk menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat, yaitu terkait tingkat akurasi informasi. Ketika informasi yang disampaikan tidak akurat, maka informasi tersebut dapat tergolong sebagai hoax. Hoax sendiri merupakan informasi, kabar, atau berita yang palsu maupun bohong (Diskominfo, 2022). Karenanya hal ini menjadi tantangan bagi para content creator untuk meredam egonya masing-masing dan lebih mengutamakan tingkat akurasi dari pada kecepatan.

Kemudian para content creator pasti tidak lepas dari adanya tekanan komersial. Para content creator dituntut untuk membuat konten yang mampu menghasilkan klik serta tingkat penayangan yang tinggi. Sayangnya, tuntutan tersebut seringkali bertentangan dengan prinsip jurnalistik, yaitu independen dan objektif. Karenanya hal ini tentu menjadi tantangan juga bagi para content creator.

Selanjutnya tantangan yang seharusnya memiliki perhatian khusus dari seluruh content creator adalah mengenai etika dan tanggung jawab sosialnya. Tidak sedikit dijumpai content creator yang mengunggah konten tanpa memperhatikan etika dan dampak sosialnya. Padahal sebagai content creator seharusnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang diunggahnya. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan adanya kesadaran dari setiap masing-masing individu content creator untuk dapat lebih selektif dalam membuat dan menayangkan konten. Jangan hanya demi viral maka mengorbankan isu-isu sensitif, seperti masalah privasi seseorang.

Seorang content creator juga pasti pernah mengalami masa-masa dilema untuk memilih memprioritaskan kualitas atau kuantitas. Isu mengenai kualitas atau kuantitas content creator ini menjadi sebuah tantangan tersendiri. Dimana para content creator tetap harus menghasilkan konten yang berkualitas tinggi dengan menarik dan bermakna, namun juga harus mengeruk kreativitasnya agar dapat memproduksi konten dalam jumlah besar. 

Selain itu, para content creator juga memiliki tanggung jawab dan peranan penting dalam meningkatkan tingkat kesadaran publik dari segi kredibilitas dan keberagaman sumber informasi. Hal ini menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk memahami jika informasi tersedia dari berbagai sumber dan tidak semuanya telah terverifikasi. Selain itu, hal ini juga tentu saja akan menjadi tantangan yang kesekian bagi content creator, karena edukasi pada masyarakat akan berjalan jika adanya partisipasi dari para content creator. Belum cukup sampai disitu, tantangan untuk menjadi seorang content creator akan terus berlanjut. 

Seolah belum cukup dengan standar jurnalistik, tekanan komersil, mengutamakan etika dan tingkat akurasi informasi, dilema antara kualitas dan kuantitas, serta tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat, content creator juga dituntut untuk bisa berelasi dan berinteraksi dengan media tradisional. Sebenarnya hal ini bertujuan baik, yaitu agar para content creator dapat memahami peranan mereka dalam platform media yang lebih luas dan bagaimana caranya untuk tetap dapat berkontribusi secara positif. Meskipun begitu, hal itu tentu saja tetap menjadi tantangan tersendiri bagi para content creator.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun