Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diberi kemampuan yang sangat istimewa dan berharga oleh Tuhan, kita mengenalnya dengan kemampuan berpikir dan berbahasa. Daya berpikirnya mampu menciptakan apa saja dan daya berbahasanya mampu "menaklukkan" apa saja. Seperti yang sudah kita ketahui, kemampuan berbahasa manusia memiliki empat tingkatan yang dimulai dari mendengar, berbicara, membaca, dan menulis pada tingkatan tertinggi.
Menulis pada hakikatnya adalah kegiatan berpikir dan berbahasa. Karena kemampuan berpikir dan berbahasa adalah daya naluriah manusia yang sudah dibawa sejak manusia dilahirkan, itu artinya pada dasarnya setiap kita semua pasti bisa menulis.
Namun pada kenyataanya, masih banyak dari kita yang meragukan kemampuan yang kita miliki sebagai manusia, bahasa sederhananya adalah "masih banyak dari kita yang masih merasa tidak bisa menulis, merasa tidak percaya diri ketika hendak menulis". Jika masih merasa seperti itu, cobalah beberapa tahap ini sebelum memulai menulis. Sebuah formulasi yang disusun berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Ide / Topik.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum menulis adalah meluangkan pikiran untuk mencari suatu ide mengenai hal "apa" yang ingin kita tulis ataupun mengenai "apa" hal yang ingin diutarakan dalam suatu tulisan. Dalam tahap ini hal terpentingnya adalah, "Menentukan ide atau topik yang disukai agar kegiatan menulis menjadi menyenangkan".
Mencari Informasi / Referensi.
Jika tulisan yang ingin dikerjakan bersifat akademik-ilmiah, maka referensi menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar dalam membuat sebuah tulisan. Karena tulisan yang bersifat akademik-ilmiah memiliki tujuan pengembangan pengetahuan, maka referensi ditujukan agar adanya kesinambungan pengetahuan dari masa ke masa.
Dalam tahap ini hal terpentingnya adalah, "sebisa mungkin telah memahami betul materi sebelum menulis dan kuncinya adalah membaca, membaca, dan membaca". Hari ini proses pencarian informasi maupun referensi sudah jauh lebih mudah berkat adanya kemajuan dalam bidang teknologi.
Namun jika tulisan bersifat "bebas", maka referensi bolehlah bersumber dari pengalaman, perenungan, ataupun hal-hal lain yang bisa menopang isi tulisan.
Menyusun Pola.
Pola ini nantinya akan menjadi sebuah aturan main yang harus dipegang oleh calon penulis. Menyusun pola artinya membuat sebuah kerangka penulisan agar pada saat menulis nantinya tidak bingung harus memulai dari mana dan berakhir di mana. Sederhananya, pola ini adalah susunan poin-poin yang akan dibahas dalam sebuah tulisan mulai dari awal sampai akhir dan runtut.
Pola ini sangat penting dipedomani agar pada saat proses penulisan tetap pada arah ide tulisan yang diangkat. Tahap ini bisa mulai disusun berbarengan dengan tahap pencarian informasi.
Tips, dalam hal penyusunan pola tentunya tidak ada aturan bakunya, yang ada hanya selera dan gaya penulis saja.
Writing.
Perumusan judul pada prinsipnya boleh menggunakan rumus "kontroversial-aktual-berguna" agar menarik minat pembaca. Dan tentu saja hal terpentingnya adalah "menulis dengan gaya dan bahasa sendiri" dengan berpedoman pada pola yang telah dibuat, percaya pada kemampuan sendiri dan yang terpenting hindari praktik plagiarisme.Â
Agar lebih mudah dalam tahap ini, tentu saja kita harus terlebih dahulu menguasai betul materi yang ingin dibahas dalam tulisan. Karena menulis adalah berpikir, maka pada prinsipnya menulis adalah kegiatan mengolah pikiran. Pedoman dasar lainnya yang harus dipegang dalam menulis adalah teknik dasar penulisan yaitu rumus "5W1H" (what, who, why, where, when, how) dan mulailah menulis.
Selesaikan saja dulu tulisannya. Jangan pikirkan dulu apakah tulisan itu sudah baik atau kurang. Jangan melihat ke belakang dulu sebelum tulisannya selesai dan tetaplah melihat ke depan mengikuti pola yang ada. (Baca juga:Menulislah Apa yang Ada Dalam Pikiranmu, Bukan Apa Yang Orang Lain Pikirkan.)
Tips, cobalah cari waktu menulis pada saat kondisi raga dan pikiran sedang tenang agar kegiatan pengolahan pikiran berjalan dengan optimal.
Inkubasi.
Inkubasi memiliki makna pengeraman, artinya mendiamkan terlebih dahulu tulisan yang telah selesai untuk beberapa saat atau bahkan beberapa hari karena otak juga perlu diistirahatkan. Masa ini, bisa digunakan untuk mencari suatu ide tambahan agar lebih memperkaya isi tulisan.
The Art of Writing is Rewriting.
Setelah tulisan rampung dan masa inkubasi dirasa cukup, kegiatan menulis tidak serta merta berakhir. Agar tulisan menjadi lebih berkualitas dan lebih matang, maka menulis juga perlu berseni dan "seninya menulis adalah menulis kembali".
Maksudnya adalah membaca ulang keseluruhan tulisan  dengan tujuan untuk memeriksa agar meminimalisir kesalahan penulisan, merubah diksi yang kurang tepat ataupun menambahkan ide gagasan baru dalam tulisan. Biasanya lebih dikenal dengan istilah editing / finishing, namun penulis lebih suka menggunakan istilah rewriting karena memiliki cakupan makna yang lebih luas.
MULAI MENULIS! SIMPAN GADGETMU, TINGGALKAN MALAS DAN BUANG SEGALA ALASAN.
Pada dasarnya ini hanya soal faktor kebiasaan dan membiasakan. Manusia mampu berbicara karena memang terbiasa berbicara. Begitu pun dengan menulis. Jika tidak dibiasakan? sampai kapan pun tidak akan bisa menulis.
Selamat mencoba!
-Reza Paradisa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H