Mohon tunggu...
Rahma Dewi
Rahma Dewi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

tindakan itu lebih baik dari omongan, tapi tindakan tanpa dpikir dulu ya sama aja bohong.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

panggilan hati untuk perpustakaan

7 November 2013   23:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:28 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ada yang tahu apa itu pustakawan? pemustaka? katalogisasi? shelving? enkapsulasi? saya yakin lebih dari 50% pasti banyak orang awam yang tidak tahu arti kata - kata tersebut. sama seperti halnya dengan saya dulu, ketika memilih jurusan untuk kuliah, saya dibuat "galau" dengan pilihan-pilihan yang tersedia pating tlacak kalo orang jawa bilang. saking banyaknya pilihan tersebut, saya sempat berpikiran dan merasa enggan untuk melanjutkan studi dibangku kuliah pasca lulus SMA dua tahun lalu. kenapa saya bisa memantapkan hati mengambil prodi perpustakaan? alasan apa yang membuat saya mengambil prodi tersebut? jawabanya simpel. itu semua karena ketertarikan hati akan hal baru. dulu sebelum kuliah, bahkan ketika SMA saya tidak tahu apa itu istilah katalogisasi, shelving, dan kawan - kawannya. entah karena saya yang terbelenggu akan informasi yang itu-itu saja atau memang saya yang kurang mengerti? tidak masalah, ambil kuliah sedikit keluar jalur dari jurusan yang pernah di ambil di SMA. Justru itu yang memperkaya kita akan ilmu, jadi kita tidak monoton mempelajari ilmu yang itu-itu saja. Awalnya banyak yang mencemooh, apa sih prodi perpustakaan itu? bagaimana prospek prodi perpustakaan? saya yakin hal itu yang pertama kali muncul ketika harus dihadapkan dengan prodi perpustakaan. Bagi saya gak ada masalah hingga menimbulkan pertanyaan itu, karena apapun ilmu yang kita pelajari, insya Allah pasti berkah, begitu pula dengan pekerjaannya. mempelajari ilmu ini, kelak berarti saya harus siap mengamalkannya. Banyak Pustakawan mengatakan, jadi pustakawan itu tidak mudah, penuh tantangan, kudu sabar menghadapi berbagai jenis Pemustaka. Inilah ujian bagi para calon pustakawan, melestarikan membaca, mengabdi pada masyarakat, dan tentunya bersabar. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun