Mohon tunggu...
Ready Susanto
Ready Susanto Mohon Tunggu... Editor - Editor dan penulis.

Editor dan penulis. Tinggal di Bandung. Bukunya antara lain "Emotikon: Kamus Gaul Internet", "Omgz!: Kamus Slang Internet", dan "100 Tokoh Abad ke-20: Paling Berpengaruh".

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Ciyus, Miapa(h), dan Bahasa Slang Internet

29 Oktober 2013   08:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar orangtua mengeluhkan dan bahkan mengkritik pemakaian bahasa para remaja yang belakangan ini konon semakin kacau dan “alay” belakangan ini. Motivator dan konsultan terkemuka Mario Teguh bahkan dalam beberapa kesempatan secara terbuka mengkritik penggunaan bahasa para remaja ini, khususnya penggunaan kata “wkwkwk” yang kerap digunakan di jaringan sosial seperti Facebook dan Twitter. Namun demikian, beliau pun tidak ragu-ragu dan cukup fasih juga dalam menggunakan bahasa para remaja ini, misalnya menggunakan kata “unyu-unyu” atau singkatan “PHP” dalam beberapa siaran motivasinya.

Lantas, apa itu “alay”, “wkwkwk”, “unyu-unyu”, dan “PHP” itu? Lalu, apa pula “ciyus” dan “miapa(h)”, seperti dalam judul tulisan ini? Sebagian dari para remaja kita dengan cepat akan memberikan definisi: “alay” = anak layangan (anak beranjak dewasa yang ingin terkenal sehingga bertingkah aneh-aneh dan karena itu sering dianggap norak), “wkwkwk” = hahahaha (tertawa terbahak-bahak), “unyu-unyu = (sok) imut-imut, lucu, menggemaskan, “PHP” = Pemberi Harapan Palsu (omong kosong), “ciyus” = serius, dan “miapa(h)” = demi apa.

Sederet kata di atas merupakan contoh dari bahasa yang sering digolongkan oleh para ahli ke dalam ragam bahasa tidak resmi atau slang. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed. IV, 2008) men­definisikannya sebagai “ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan ang­gota kelompok tidak mengerti.”Longman Dictionary of Contemporary English (Ed. III, 2001)mende­finisikannya sebagai “bahasa yang sangat informal yang me­muat kata-kata baru dan kadang kata-kata yang kasar, khu­susnya yang terbatas digunakan hanya oleh kelompok-kelompok tertentu seperti para kriminal, anak sekolah, atau para pengguna obat terlarang.”

Dari zaman ke zaman, bahasa slang tidak pernah mati, hanya berganti dan mengikuti pola komunikasi zamannya. Ragam bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu itu, pada masanya pernah dipopulerkan melalui siaran radio, kemudian televisi, dan kini makin meluas dengan penggunaan media internet oleh kaum remaja. Internet kini menjadi tempat perkembangbiakan bahasa slang yang paling cepat dan meluas. Semakin berkembangnya penggunaan internet dalam ma­syarakat kita membuat kosakata slang kemudian menjadi begitu lazim digunakan, terutama di kota-kota. Dalam pergaulan di jagat maya, apalagi sejak jejaring­ sosial semacam MySpace, Friendster, Facebook merajai dunia internet, lalu mikroblog seperti Twitter membuat orang dengan mudah berkicau ke seantero jagat, hampir setiap hari kita berha­dap­an dengan bermacam ekspresi slang.

Perkembangan bahasa internet yang “luar biasa” bisa kita lihat dalam bahasa Inggris. Longman Dictionary of Contemporary English Edisi Ketiga tahun 2001 mencantumkan lebih dari 1.000 tambahan kata-kata baru. Ratusan kata di antaranya merupakan kata-kata yang terkait dengan dunia internet. Puluhan di antaranya merupakan singkatan-singkatan, seperti BRB (be right back), LOL (laughing out loud), dan thx (thanks), yang dikatego­rikan sebagai slang internet. Menurut dokumentasi penulis paling kurang terdapat sekitar 6.000 kata slang internet berbahasa Inggris. Sedangkan slang Indonesia memiliki sekitar 5.000 kosakata, sebagian di antaranya berasal dari slang bahasa Inggris, demikian menurut catatan situs dokumentasi slang Indonesia yaitu kamusslang.com.

Karena bersifat musiman pada umumnya kata-kata slang tidaklah bertahan lama. Kata “kece” yang demikian populer pada 1980-an tidaklah begitu dikenal lagi oleh para remaja zaman sekarang. Sama halnya dengan para orangtua zaman sekarang yang agak terkaget-kaget mendengar kata “LOL”, “ciyus” atau “enelan”. Sebagian kosakata bahasa slang 1980-an dan 1990-an dalam Kamus Bahasa Prokem (Prathama Rahardja dan Henri Chambert-Loir, 1988) dan Kamus Bahasa Gaul (Debby Sahertian, 1999) terasa “kuno” pada masa kini. Jadi, mungkin soal “ciyus” ini bukanlah soal yang amat serius.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun