Mohon tunggu...
Ready Brahmana Yudha
Ready Brahmana Yudha Mohon Tunggu... Politisi - Young Politician, Profesional Privat Sector

Politisi Partai Perindo | Sekjen Relawan Solidaritas Jokowi | Wasekjen DPP Gerakan Advokat dan Aktivis | Anggota Luar Biasa FKPPI | Humas DPP Moeldoko Center

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kesaktian Pancasila di Tengah Gejolak Timur Tengah

7 Desember 2017   17:03 Diperbarui: 7 Desember 2017   17:09 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Rabu 6 Desember 2017 waktu setempat di Gedung Putih Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa beliau mengakui kota Yerussalem sebagai Ibu Kota dari negara Israel dan beliau memerintahkan untuk segera memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerussalem. Sontak keputusan Donald Trump tersebut mendapat pertentangan dari berbagai pihak. Mulai dari pemimpin agama katolik Paus Fransiskus, Dewan Keamanan PBB, hingga para pemimpin-pemimpin negara di dunia menentang keputusan sepihak pemimpin tertingi Amerika Serikat tersebut.

Presiden Indonesia Jokowi juga sudah memberikan pernyataan resminya dimana pemerintah Indonesia mengecam keras tindakan sepihak pemerintah Amerika Serikat tersebut dan meminta pemerintah Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka. Sikap Presiden Jokowi tersebut dikarenakan mempertimbangkan keputusan pemerintah Amerika Serikat tidaklah sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yang menjadi dasar dari negara Indonesia dimana bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. 

Keputusan sepihak pemerintah Amerika Serikat tersebut bertentangan dengan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai perdamaian antara Israel dan Palestina, hal tersebut juga dapat mengganggu perdamaian dunia karena keputusan sepihak pemerintah Amerika Serikat tersebut sangat menyakiti umat muslim dunia.

Yang memprihatinkan adalah apakah keputusan sepihak pemerintah Amerika Serikat tersebut akan berdampak terhadap dalam negeri Indonesia secara langsung? Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia pasti sangat merasa tersakiti dengan keputusan sepihak pemerintah Amerika Serikat tersebut. Tetapi Indonesia sendiri bukanlah suatu negara yang mengimplementasikan syariat Islam sebagai pedoman bernegara dan bermasyarakat.

Indonesia adalah negara yang sangat beraneka ragam. Beragam suku, ras, agama dan budaya ada di tanah air kita tercinta Indonesia. Keanekaragaman di tanah air kita tercinta tersebut disatukan oleh Pancasila. Pancasila sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keberagaman di negeri ini yang tetap berpedoman dalam Ketuhanan Yang Maha Esa.

Indonesia sangat menentang keras tindakan-tindakan intoleran, fanatisme dan ekstrimisme terhadap suku, ras, agama dan budaya karena dapat memicu ketegangan dalam negeri kita tercinta. Harapan saya ditengah ketegangan timur tengah saat ini kita sebagai negara janganlah sampai kehilangan jatidiri kita sebagai bangsa. Bangsa yang menjunjung tinggi toleransi, keberagaman dan perdamaian antar umat agama. Ditengah badai masalah yang ada di timur tengah harapan saya Pancasila dapat terus teguh berdiri mepertahankan kedamaian di negeri kita tercinta. 

Jangan sampai ditengah ketegangan yang ada di timur tengah saat ini ada golongan-golongan yang mengambil kesempatan akan hal tersebut untuk menggerakkan doktrin-doktrin dan paham-paham fanatisme dan ekstrimisme yang tidak sesuai dengan pedoman bangsa dan dapat merusak keberagaman bangsa kita. 

Harapan saya pedamaian di tanah air tercinta kita Indonesia dapat selalu terjaga, toleransi antar umat agama dapat selalu tumbuh dan berkembang dan semoga Pancasila dapat selalu merawat keberagaman bangsa kita sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika dan menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.

Ready Brahmana Yudha, SH, SE

Bacaleg DPRD DKI Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun