Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah rangkaian sistem dan proses yang dirancang untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data keuangan agar dapat menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Dalam dunia perbankan, SIA memiliki peran penting untuk memastikan transaksi berjalan lancar, akurat, dan sesuai dengan standar yang berlaku. Namun, ada perbedaan signifikan antara SIA yang digunakan oleh bank syariah dan bank konvensional. Berikut adalah beberapa aspek utama yang membedakan keduanya:
1. Prinsip Dasar Operasional
Bank Syariah
Operasional bank syariah berdasarkan prinsip syariah Islam yang melarang riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (spekulasi). SIA pada bank syariah dirancang untuk memastikan semua transaksi sesuai dengan hukum Islam dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Contoh: Transaksi menggunakan akad seperti mudharabah (bagi hasil), murabahah (jual beli), dan ijarah (sewa).
Bank Konvensional
Operasional bank konvensional berlandaskan pada prinsip ekonomi umum yang mengutamakan keuntungan melalui bunga atas pinjaman dan simpanan. SIA di bank konvensional tidak memerlukan pengawasan khusus terkait hukum agama, tetapi berfokus pada efisiensi dan profitabilitas.
2. Pengakuan Pendapatan
Bank Syariah
Pendapatan diakui berdasarkan prinsip bagi hasil atau margin keuntungan dari akad yang disepakati. Sistem SIA harus mampu menghitung pendapatan dengan model ini, termasuk pembagian hasil kepada nasabah sesuai porsi yang telah ditentukan.
Bank Konvensional
Pendapatan diakui dari bunga tetap yang diperoleh dari pinjaman yang diberikan kepada nasabah. SIA dirancang untuk menghitung bunga yang telah ditetapkan sejak awal tanpa memerlukan penyesuaian berbasis kinerja usaha.
3. Akad dalam Transaksi
Bank Syariah
Semua transaksi dalam bank syariah harus berdasarkan akad yang sesuai dengan syariah. Akad ini memiliki implikasi akuntansi tertentu yang harus dicatat secara detail oleh SIA, seperti pencatatan aset dalam akad murabahah atau kewajiban dalam akad mudharabah.
Bank Konvensional
Tidak ada akad khusus dalam transaksi. Proses pencatatan cenderung lebih sederhana karena berbasis pada pinjaman dan simpanan dengan bunga.
4. Laporan Keuangan
Bank Syariah
Laporan keuangan bank syariah harus mencakup informasi tentang kepatuhan syariah, seperti laporan bagi hasil, laporan zakat, dan dana sosial. Selain itu, penyajian informasi harus sesuai dengan standar akuntansi syariah, seperti PSAK 101 (di Indonesia).
Bank Konvensional
Laporan keuangan bank konvensional mengikuti standar akuntansi umum, seperti PSAK standar untuk sektor perbankan tanpa perlu menyertakan laporan terkait kepatuhan syariah.
5. Sistem Pengawasan
Bank Syariah
SIA di bank syariah dilengkapi dengan pengawasan tambahan dari DPS untuk memastikan transaksi dan laporan sesuai prinsip syariah.
Bank Konvensional
Pengawasan dilakukan oleh otoritas keuangan umum seperti Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanpa memerlukan pengawasan khusus terkait agama.
Kesimpulan
Perbedaan utama SIA pada bank syariah dan bank konvensional terletak pada prinsip operasional, pengakuan pendapatan, akad transaksi, laporan keuangan, dan sistem pengawasan. Bank syariah memerlukan SIA yang lebih kompleks karena harus mematuhi prinsip syariah, sedangkan bank konvensional fokus pada efisiensi dan keuntungan. Dengan memahami perbedaan ini, lembaga perbankan dapat merancang SIA yang sesuai untuk mendukung operasional masing-masing model perbankan.
Auliyatuz Zahrah
Prodi Perbankan Syariah 2023
Universitas KH. Mukhtar Syafaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H