Mohon tunggu...
Re Ayudya
Re Ayudya Mohon Tunggu... Lainnya - Psikoedukator_Konselor

Enthusiast to Psychology and Education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Kuliah? Persiapkan Sejak Awal agar Tidak Salah Jurusan

25 Juni 2022   17:47 Diperbarui: 11 Oktober 2022   23:24 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo designed by canva.com

Sudah menjadi hal umum di setiap tahun ajaran baru, banyak pelajar yang mulai 'hunting' sekolah ataupun universitas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.  Dalam memilih sekolah atau universitas pun tentu banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Bagaimana pun, pendidikan yang kita tempuh merupakan hal yang dapat mempengaruhi kehidupan di masa depan, salah satunya dalam menentukan karir dan profesi pekerjaan nantinya.

Karir atau profesi dan kehidupan seperti apa yang ingin kita jalani di masa depan, tentu perlu disiapkan. Ada baiknya mulai direncanakan sejak masih di bangku sekolah menengah. Sekalipun ke depannya nanti sekat penjurusan di SLTA akan dihapus, sehingga setiap siswa bebas memilih mata pelajaran yang diminati agar dapat menguasai multidisiplin ilmu, namun sebaiknya pilihlah dengan seksama setiap mata pelajaran yang hendak didalami, yang dapat mempermudah penentuan dan pemilihan jurusan ketika kuliah nantinya. Dengan demikian, untuk menentukan jurusan apa yang akan dipilih saat kuliah nanti, persiapkanlah sejak masih di sekolah menengah, agar nantinya potensi 'salah jurusan' dapat diminimalisasi.

Bagaimana agar tidak salah jurusan nantinya? 

  • Rencanakan bersama dengan Tuhan, artinya didoakan juga. Mohon tuntunan dan hikmat dari Tuhan dalam menentukan jurusan dan profesi kita nantinya.
  • Ketahui dan kenali diri sendiri. Identifikasi hal apa saja yang kita sukai dan tidak. Memahami peminatan dan passion kita. Kita juga dapat mengevaluasi nilai rapor kita sejak masih di Sekolah Menengah Lanjutan Pertama (SLTP) hingga di bangku SLTA, kira-kira mata pelajaran apa saja yang nilainya cukup menonjol atau cukup stabil serta kita merasa enjoy ketika mempelajarinya. Buatlah daftar, lalu mulai dicermati mata pelajaran mana yang paling disukai, beri ranking 1-10.
  • Sesuaikan dengan cita-cita dan rencana kuliah nantinya. Apa karir impian kita nanti? Bayangkan 5 tahun lagi kita melihat diri kita seperti apa dan sedang berada di mana? Kita ingin bekerja di bidang apa nantinya? Apakah di bidang kesehatan? Pendidikan? Pariwisata? Ekonomi? Teknologi? Psikologi? Teologi? Ilmu Sosial? Industri? Komunikasi? dan lainnya. Lalu mulailah menyusun rencana masa depan, dan mempersiapkan diri melalui pendalaman terhadap mata pelajaran tertentu yang kita minati dan sesuai dengan aspirasi karir ke depannya nanti.
  • Kenali juga kemampuan diri dengan mengikuti tes psikologi untuk mengetahui minat bakat dan IQ yang diselenggarakan oleh lembaga layanan atau biro psikologi terdekat. Hasil tes psikologi tersebut biasanya akan disertai dengan saran pengembangan dalam menentukan karir nantinya. Dari hasil tes psikologi itu juga akan terlihat potensi dan kepribadian kita seperti apa. Hal itu dapat menjadi pertimbangan bagi kita dalam menentukan jurusan kuliah yang disesuaikan dengan kepribadian dan potensi yang dimiliki.
  • Perbanyak exposure. Kenali juga kesempatan atau peluang karir yang tersedia di lingkungan sekitar kita.
  • Bangunlah jaringan atau berjejaring. Kita perlu banyak berinteraksi dan terhubung dengan berbagai komunitas, untuk memperluas wawasan kita mengenai berbagai jenis profesi atau karir yang ada.
  • Diskusi dengan orang tua dan konsultasikan dengan guru bimbingan konseling di sekolah atau dengan tenaga profesional di dunia kerja yang dapat memberikan konsultasi karir. Temukan mentor atau seseorang yang berpengalaman di bidang yang kita minati. Kemudian cari tahu skill apa saja yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di bidang tersebut? Misalnya apabila ingin menjadi seorang guru, selain perlu mendaftar di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, kita perlu juga memiliki kemampuan dasar seperti kemampuan berbicara di depan umum, mampu berkomunikasi dengan baik dan memiliki kreativitas yang tinggi.
  • Lakukan riset mengenai jurusan yang diminati. Buatlah daftar mengenai jurusan apa saja yang diminati, lalu beri ranking 1-10. Tulislah daftar kelebihan dan kekurangan dari setiap jurusan yang kita minati, analisa juga peluang serta tantangan yang berpotensi menjadi hambatan nantinya. Perhatikan juga sisi keuntungan dan konsekuensi apa yang akan kita hadapi ketika memilih jurusan tersebut. Misalnya mengambil jurusan kedokteran hewan, maka kemungkinan besar kita akan  bersentuhan dengan berbagai jenis hewan, darah dan hal medis lainnya. Ketika kita memilih berkarir di dunia kepolisian atau militer, maka selain mempersiapkan diri secara pengetahuan akademis, kita juga harus siap dengan tuntutan latihan fisik yang cukup intens.
  • Ikuti seminar, workshop atau kelas-kelas pengembangan diri untuk menambah kapasitas diri. Milikilah kemampuan lain yang dapat melengkapi kemampuan akademis kita. Misalnya mengikuti kursus bahasa Inggris, kursus menulis, kursus bahasa Korea, kursus komputer, olahraga, les coding, les musik dan sebagainya.
  • Hindari hanya ikut-ikutan teman. Jangan sampai hanya karena temannya mendaftar di jurusan teknik sipil, kita ikut-ikutan mendaftar di jurusan tersebut, padahal mungkin kita dapat lebih berkembang apabila berada di jurusan bahasa, yang lebih sesuai dengan kemampuan kita.
  • Pertimbangkan durasi lamanya studi. Apakah akan menempuh jenjang D1-D3 atau langsung S1 (Strata-1)? Selaraskan dengan kemampuan, karakter dan kecenderungan yang kita miliki.
  • Pertimbangkan juga biayanya. Kita dapat melakukan mini riset dengan mencari informasi mengenai kisaran biaya yang perlu dikeluarkan ketika berkuliah di jurusan tertentu. Apakah sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga? Apakah perlu beasiswa? Jika iya, bagaimana cara kita mendapatkan beasiswa tersebut dan apa saja yang perlu disiapkan? Dalam hal ini kita perlu juga realistis, agar tidak terlalu kecewa apabila gagal kuliah di jurusan yang diminati karena terkendala faktor ekonomi.
  • Siapkan diri, baik secara mental maupun secara fisik. Buat juga rencana alternatif, dengan menyiapkan beberapa jurusan dan universitas alternatif, untuk mengantisipasi apabila kita mengalami kegagalan dengan pilihan jurusan dan universitas yang pertama yang kita tuju. Proses belajar di jenjang berikutnya memiliki sisi kelebihan dan tantangannya sendiri, maka siapkan mental untuk dapat menyesuaikan diri.

Bagaimana cara mengetahui kalau kita salah jurusan? 

  • Tidak ada minat, sehingga kita tidak semangat, dan proses belajar yang kita tempu di jurusan tersebut tidak membuat kita berkembang.
  • Kesulitan untuk memahami mata kuliah secara umum dari jurusan yang kita pilih, sekalipun sudah mengikuti les dan kursus ini itu untuk menunjangnya.
  • Kebingungan dalam menjawab dan menjelaskan ketika ditanya orang lain mengenai alasan pemilihan jurusan. Misalnya bingung menjawab pertanyaan "setelah lulus nanti mau kerja di bidang apa?". Kita merasa bingung untuk menjawab karena tidak sepenuhnya memahami jurusan yang dipilih. Pada akhirnya kita pun menjadi malas untuk menjelaskan mengenai jurusan kuliah lebih detail.
  • Bukan pilihan sendiri. Misalnya terpaksa mengambil jurusan akuntansi agar dapat menyenangkan hati orang tua, karena sesuai dengan jurusan pilihan orang tua, walaupun sebenarnya kita tidak begitu suka dengan jurusan akuntansi.
  • Tidak memiliki mata kuliah favorit.
  • Sulit berkonsentrasi ketika di kelas. Apapun yang dijelaskan dosen, tidak dapat kita pahami dan kita merasa tidak tertarik.
  • Obrolan dengan teman seangkatan tidak nyambung, karena pada dasarnya kita sudah tidak berminat terhadap jurusan yang kita tempuh.
  • Selalu diliputi pikiran "Ah, seandainya aku ambil jurusan A bukan jurusan B"
  • Prestasi akademik kita tidak terlalu baik, dan mungkin saja nilai yang didapatkan selalu di bawah standar minimum yang ditetapkan.

Apabila kita sudah terlanjur salah jurusan, sebaiknya bagaimana ya? 

Sebenarnya tidak ada orang yang 100% salah jurusan, dan tidak ada juga orang yang 100% berada di jurusan yang tepat, karena setiap jurusan itu memiliki tantangan dan kesulitannya sendiri. Selalu ada 'harga yang harus dibayar'. Mungkin saja jurusan yang dipilih tidak begitu kita sukai karena tidak sesuai minat kita, tetapi jika kita menggunakan perspektif belajar, tentu tidak ada ilmu yang sia-sia. Semua dapat memberi pelajaran tersendiri bagi kita. Mungkin tidak spesifik dari ilmunya, tetapi mungkin kita belajar berjuang saat mengerjakan tugas yang menuntut kita untuk lebih disiplin, dan belajar bekerja secara sistematis dan penuh perencanaan. Soft skill  seperti itu tetap ada manfaatnya, sekalipun mungkin secara keilmuan kita tidak menguasai sepenuhnya.  

Sebaliknya jurusan yang kita anggap sesuai minat kita pun, tidak menjamin semua akan berjalan lancar dan mulus seperti jalan tol. Bisa jadi pada satu titik kita merasa jenuh, atau menghadapi kesulitan di luar dari yang kita bayangkan atau ekspektasikan selama ini, sehingga jurusan yang dianggap menarik pun, rupanya tidaklah sesempurna yang kita kira.

Ada 2 hal yang dapat dilakukan ketika kita terlanjur salah jurusan:

  • Jika dapat mengubah situasinya, ubahlah. Misalnya dengan pindah atau ganti jurusan. Diskusikan terlebih dulu dengan orang tua, sekiranya memungkinkan untuk ganti jurusan, silahkan ganti jurusan. Tentu dengan kesadaran bahwa ada waktu, biaya dan energi tambahan yang harus dikeluarkan, serta sadari juga bahwa di jurusan yang baru pun potensi menghadapi kesulitan dan tantangan tetaplah ada. Jurusan apapun, memerlukan perjuangan untuk menyelesaikannya hingga lulus.
  • Jika tidak bisa mengubah situasinya, ubah cara kita bereaksi dan menyikapinya. Jika tidak memungkinkan untuk ganti jurusan, berarti kita perlu mengganti cara pandang dan sikap  kita terhadap jurusan yang kita anggap salah.  Pandanglah sebagai kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan skill lain di luar bidang yang selama ini kita minati, kemudian berusahalah menikmati prosesnya dan segera selesaikan. Jangan malah berlama-lama kuliah dengan alasan "bukan jurusan yang diinginkan". Bukankah ketika kita berlama-lama berada di jurusan yang tidak kita minati, rasa tidak nyaman itu akan semakin lama kita rasakan? Maka jadikan sebagai motivasi untuk segera lulus dengan nilai yang cukup baik, sehingga tidak perlu berlama-lama merasa tidak nyaman di jurusan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun