Mereka nanti akan menolong kita memetakan permasalahan yang kita hadapi, sehingga kita dapat melihat permasalahan yang ada dengan lebih jelas dan obyektif, dan perlahan dapat berproses menjadi pribadi yang lebih berdaya dan mandiri secara emosional.
Secara sosial
Tidak mengisolasi diri. Kita perlu tetap terhubung dengan orang lain sekalipun itu hanya sebatas virtual seperti di masa pandemi ini. Kebutuhan sosial tidak semata tentang bertemu tatap muka secara langsung atau tinggal di satu tempat yang sama, melainkan juga memiliki keterhubungan satu sama lain, merasakan kehadiran dan kepedulian satu sama lain.Â
Budayakan juga untuk mulai berkolaborasi bukan berkompetisi. Kita dapat berkompetisi di tempat yang seharusnya, misalnya di acara-acara perlombaan, namun dalam relasi sosial keseharian sebaiknya kita bekerjasama dan berkolaborasi, saling memberi dukungan sosial.Â
Lakukan juga kebaikan dan kemurahan hati terhadap orang lain, misalnya menjadi sukarelawan, atau sekedar menyortir pakaian layak pakai yang sudah lama tidak kita pakai untuk disumbangkan, menanyakan kondisi kerabat jauh, membantu tetangga yang sedang isoman, dan bentuk kebaikan sosial lainnya. Miliki juga support system yang baik dan komunitas yang sehat.Â
Bangun batasan yang tegas namun sopan terhadap negative people yang berpotensi membuat kita tidak nyaman, dan bersikaplah asertif dengan berani berkata tidak terhadap sesuatu yang membuat kita tidak nyaman. Bermain dengan hewan peliharaan juga dipercaya dapat menyehatkan mental kita.
Secara spiritual
Lakukan ibadah rutin dan membangun relasi yang dekat dengan Sang Pencipta melalui doa dan pembacaan Kitab Suci secara teratur. Berkomunitas dengan komunitas-komunitas rohani yang ada di sekitar kita.Â
Tetap terhubung dengan alam semesta, sesama, dan Sang Pencipta. Senantiasa menyadari kehadiran-Nya dalam hidup kita, merasakan kasih-Nya dan percaya bahwa segala sesuatu berada dalam kendali-Nya.Â
Masa depan memang penuh dengan ketidakpastian, namun penyertaan Tuhan pasti diberikan kepada kita dan Dia senantiasa memelihara hidup kita. Percayalah bahwa rancangan-Nya selalu baik.
Tidak ada manusia yang seratus persen memiliki mental yang sehat, namun tidak ada juga manusia yang seratus persen mentalnya sakit.Â