Mohon tunggu...
Re Ayudya
Re Ayudya Mohon Tunggu... Lainnya - Psikoedukator_Konselor

Enthusiast to Psychology and Education

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nilai-nilai Parenting lewat Drama Korea "Vincenzo"

23 Mei 2021   12:58 Diperbarui: 25 Mei 2021   12:08 2031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ok Taecyeon, Song Joongki, dan Jeon Yeo Bin pemeran drama Vincenzo| Sumber: Instagram @tvndrama.official via www.parapuan.co

Drama Korea (drakor) bergenre action, kriminal, komedi, dan romansa yang baru selesai tayang awal Mei 2021 ini cukup menarik. Akting Song Jong Ki, Jeon Yeo Bin, dan aktor-aktris lainnya sangat bagus. 

Isi ceritanya juga tidak terduga. Visualisasi di dalam drama ini dikemas sedemikian cermat, ditambah akting aktor-aktrisnya yang profesional berhasil membangun kengerian tersendiri terutama di scene-scene yang cukup berdarah-darah. 

So, bagi yang mudah ke-trigger, sebaiknya hati-hati sewaktu menonton serial ini, jangan ragu untuk skip atau menutup mata di setiap scene tertentu, dan sebaiknya ajaklah teman agar tidak sendirian menontonnya.

Sinematografinya juga kece. Mata kita tetap dimanjakan dengan pemandangan sudut-sudut negara Korea yang indah serta penampilan aktor-aktrisnya yang ciamik. 

Di beberapa scene juga menunjukkan keindahan negara Italia, walaupun kabarnya scene tersebut hanyalah efek CGI (Computer Generated Imagery) karena para kru dan pemain sama sekali tidak syuting di Italia. Namun kualitas editingnya sungguh mulus hingga terasa sedemikian nyata.

Beberapa scene yang didramatisasi juga berhasil mengaduk-aduk emosi. Lengkap memang, di drama ini ada sedihnya, ada ngerinya, ada jengkelnya, ada lucunya dan juga ada romantisnya, walaupun sisi romantisnya tidak 'se-bucin' seperti di drakor bergenre romansa kebanyakan, tapi semua cukup seimbang. 

Para pemainnya tampak elegan, namun di sisi lain mereka juga berani tampil konyol sehingga menyuguhkan sisi komedi yang cukup segar. Terkadang tokoh utamanya tampil bak super hero yang berkarisma, tetapi tidak mengesampingkan sisi kemanusiaannya, sedangkan pemeran wanitanya di sini agak unik, karena selain cantik, elegan, smart, dan kuat, karakternya juga super gokil, lucu, ekspresif, dan konyol menggemaskan.

Ada beberapa nilai kehidupan yang bisa dipelajari dari serial drama ini. Terkadang kita bisa salah mengambil keputusan dalam hidup hingga pada akhirnya menyesal. 

Hidup dalam penyesalan dan tenggelam dalam rasa bersalah itu sangat menyiksa, namun hidup harus terus berjalan. Tidak mengapa menangis dan bersedih sejenak, tetapi jangan berlarut-larut dalam perasaan bersalah. Perlu memaafkan diri sendiri dan memberi kesempatan bagi diri sendiri untuk kembali bangkit.

Selain itu ada beberapa nilai parenting juga yang bisa diambil dari serial ini. 

Betapa krusialnya peran orangtua bagi anak.

Di sini kita seakan diajak memahami bagaimana kondisi psikologis dan dinamika emosi di dalam diri seorang anak yang diadopsi. Sekalipun orangtua angkat melimpahinya dengan kasih sayang, namun jauh di dalam hatinya, dia tetap merasa "kosong" karena posisi orangtua kandungnya tak akan pernah bisa digantikan. 

Sepanjang hidupnya pun dia selalu penasaran dan mencari jawaban "mengapa dia 'dibuang' oleh orangtua kandungnya?". 

Anak mengalami kebingungan dengan benturan rasa di dalam jiwanya, antara emosi kemarahan dan kerinduan pada orang tua kandungnya. 

Dari sini juga, kita bisa belajar bahwa apa yang orangtua anggap baik dan bertujuan untuk membuat anak bahagia, pada kenyataannya tidak selalu dirasa baik dan membahagiakan bagi si anak.

Kemudian, serial drama ini juga mengingatkan pada kita, betapa pentingnya parenting yang sehat.

Serial ini seakan memberi pesan bahwa menyayangi anak bukan berarti menjauhkan dia dari hukuman ketika dia berbuat salah. Anak perlu belajar bahwa selalu ada konsekuensi dari setiap perbuatan. 

Bagaimanapun, anak perlu belajar mengenai konsep salah dan benar, sehingga moralitasnya dapat terbentuk dengan baik. Orangtua juga menjadi role model bagi anak, sehingga perlu berhati-hati dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan. 

Pendidikan karakter, etika, dan moral bagaimanapun diawali dari rumah melalui orangtua atau pengasuhnya.

Selain itu, serial ini seakan menunjukkan kepada kita bahwa hubungan orangtua dengan anak yang diselingi perdebatan dan perbedaan pendapat jauh lebih sehat, dibandingkan orangtua yang tidak pernah berkomunikasi dengan anak.

Perbedaan sudut pandang dan keterbatasan cara berkomunikasi terkadang menjadi sumber masalah dalam relasi anak dan orangtua. 

Terkadang maksud baik orangtua tidak tersampaikan dengan jelas, begitu juga sebaliknya. Terkadang maksud baik anak juga tidak tersampaikan dengan jelas pada orangtuanya. 

Sangat penting, seorang anak mengetahui bahwa orangtua mencintainya dan juga bangga padanya. Jangan ragu untuk mengungkapkannya pada anak, karena bisa jadi pengakuan itulah yang ditunggu oleh si anak di sepanjang hidupnya. 

Kesalahpahaman sering terjadi, karena semuanya (apa yang dimaksudkan) tidak tersampaikan dengan jelas.

Selain itu ada juga masalah rival siblings yang berujung tragis di dalam drama ini.

Hubungan antara kakak-adik yang sangat toxic, akibat latar belakang perselingkuhan yang dilakukan oleh orangtua. Dari sini kita bisa belajar, bahwa perselingkuhan hanya mendatangkan masalah. 

Bukan hanya mendatangkan masalah dalam hubungan dengan pasangan, tetapi juga mendatangkan dampak negatif yang cukup besar bagi kondisi psikologis anak. Baik anak dari pasangan resmi, maupun bagi anak dari hasil perselingkuhan.

Segala sesuatu yang dilakukan oleh individu sebagai orangtua dapat berdampak sedemikian besar terhadap perkembangan kepribadian dan kehidupan anak. 

Relasi individu dengan pasangannya menentukan kualitas parenting yang diberikan kepada anak. Relasi pasangan yang sehat cenderung menjadi orang tua yang kokoh, dan mampu memberikan parenting yang sehat. 

Sebaliknya, relasi pasangan yang tidak sehat cenderung menjadi orangtua yang ringkih dan tidak mampu memberikan parenting yang sehat bagi anak. 

Hal itu sangat memengaruhi perkembangan emosi dan kepribadian anak nantinya. Interaksi anak dengan orangtua menjadi bekal anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya hingga anak tumbuh dewasa nanti.

Dari serial ini kita juga diajak untuk menyadari bahwa orangtua sebaiknya tidak hanya mengajari anak untuk sukses dan mandiri secara fisik saja, tetapi ajarkan juga agar anak dapat mandiri secara emosional dan memiliki hati nurani serta empati pada sesama.

Anak yang mandiri secara emosional dapat mengelola setiap perasaan yang dialaminya dan terampil mengelola hambatan dalam berinteraksi sosial secara sehat. 

Orangtua perlu mempersiapkan anak agar anak terampil dalam menjalani hidup dengan cara yang benar. Tidak hanya dalam meraih kesuksesan, tetapi juga dalam menghadapi kekecewaan dan kegagalan hidup. 

Anak perlu dilatih agar dapat mengatasinya dengan cara yang sehat dan tidak merugikan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Kalau kamu yang sudah menonton serial drama Korea Vincenzo ini, apa saja yang bisa kamu pelajari dari serial ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun