Mohon tunggu...
Ridwan
Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional 2024 Universitas Sulawesi Barat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Konflik Laut China Selatan

27 November 2024   21:12 Diperbarui: 27 November 2024   21:20 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut China Selatan merupakan satu perairan strategis yang paling diperebutkan oleh China dan sejumlah negara di ASEAN. Sebab, Laut China Selatan dipandang sebagai perairan dengan sumber daya alam dan hasil laut yang melimpah. Nilai komoditas perairan ini disebut bisa mencapai triliunan dolar. Hal tersebutlah yang kerap memicu sengketa panas terhadap Laut China Selatan oleh negara-negara kawasan. Dimana terdapat enam negara yang memperebutkan Laut China Selatan, yakni China, Filipina, Taiwan, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam. Enam negara ini memperebutkan Laut China Selatan karna lokasinya yang geografis

Laut China Selatan berbatasan dengan Brunei Darussalam, China, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, dan Vietnam.

Organisasi Hidrografis Internasional (International Hydrographic Bureau) mendefinisikan Laut China Selatan memanjang dari arah barat daya ke timur laut, berbatasan dengan China dan Taiwan di sebelah utara, Filipina di sebelah barat, Malaysia dan Brunei di barat dan selatan, dan Vietnam di timur. Garis batas Laut China Selatan menyerupai huruf "U", dimulai dari perairan Mainan, dan berakhir di sebelah timur perairan Taiwan.

Batas tersebut ditandai oleh China dengan demarkasi sembilan garis putus-putus (the nine-dash line), yang disebut juga sebagai lidah sapi atau "cow's tongue". Sementara luas Laut China Selatan mencakup 3,685 juta kilometer persegi, mengutip Britannica. Di dalamnya terdapat banyak terumbu karang, pulau karang (atol), ratusan pulau-pulau kecil tak berpenghuni, serta dua kepulauan besar yakni Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel yang diklaim oleh sejumlah negara.P

Pemicu Sengketa Laut China Selatan

Sengketa atau konflik Laut China Selatan tidak bisa dilepaskan dengan klaim sepihak negara kawasan termasuk China dalam hal kepemilikan wilayah perairan tersebut.

Klaim ini bermula pada 1947 ketika China memproduksi peta Laut China Selatan dengan 9 garis putus-putus dan menyatakan bahwa wilayah yang masuk dalam lingkaran garis tersebut termasuk Kepulauan Spartly dan Paracel sebagai wilayah teritorinya.

Peta ini kemudian ditegaskan kembali pada saat Partai Komunis berkuasa pada 1953. Klaim ini didasarkan pada sejarah China kuno, mulai dari Dinasi Han yang berkuasa pada abad 2 SM sampai dengan Dinasi Ming dan Dinasi Qing abad 13 SM. Aspek historis dan penemuan-penemuan dijadikan alasan China untuk mempertahankan klaimnya atas kepemilikan Laut Cina Selatan.

Guna menjaga klaimnya atas Laut China Selatan, Kini China membangun fasilitas militer, mendirikan pulau buatan, dan menempatkan kapal-kapal perangnya di wilayah perairan tersebut.

Klaim China atas 80-90 persen wilayah di Laut China Selatan dengan alasan sejarah tersebut lantas memantik ketegangan di antara negara pantai lain yang juga sama-sama mengklaim berhak atas kawasan tersebut. Seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam, yang mendasarkan pada aturan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Di sisi lain, Vietnam turut mengklaim kepemilikan Kepulauan Paracel dan Kepualaun Spratly, yang tak lain mencakup hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun