Mohon tunggu...
Rinaldi Pahlevi
Rinaldi Pahlevi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Strategis Pangeran Diponegoro dalam Perang Melawan Penjajah

21 Mei 2024   22:07 Diperbarui: 30 Mei 2024   17:16 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah bangsa Indonesia tercatat banyak melahirkan tokoh sekaligus pemimpin dalam upaya memperjuangkan hak bangsa atas kemerdekaan dari para penjajah. Kepemimpinan strategis dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut perlu didasari oleh pengembangan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai aspek masyarakat. 

Sun Tzu, seorang ahli strategi terkenal dari Cina mengatakan bahwa "strategi yang terbaik itu adalah bagaimana memenangkan perang tanpa harus bertempur". Selanjutnya dikatakan dalam The Art of War yaitu "kenali dirimu dan kenali lawanmu akan mengantar engkau kepada 100% kemenangan. Kenali dirimu tapi tidak mengenal lawan-lawanmu, mengantarkan kamu ke- 50% kesuksesan. 

Tidak mengenal dirimu dan tidak mengenal lawanmu, akan mengantarkan kamu kepada 100% kegagalan". Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, kepemimpinan strategis dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin untuk merumuskan, mengkomunikasikan, dan mengimplementasikan suatu strategi agar berjalan secara efektif dan efisien berdasarkan fungsi serta visi atau tujuan yang telah ditetapkan.

Pangeran Diponegoro, salah satu tokoh nasional dalam sejarah perjuangan Indonesia melawan kolonialisme Belanda yang memiliki sejarah perang cukup fenomenal hingga bangsa lain mendokumentasikan biografi termasuk seni kepemimpinannya dalam pertempuran pada tahun 1825-1830. Hal itu diyakini mampu mempengaruhi cara pandang bangsa Eropa dalam menggunakan strategi perang. 

Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785 dari pasangan Raden Ayu Mangkorowati dan Raden Mas Surojo. Pangeran Diponegoro memiliki nama asli Raden Mas Mustahar yang kemudian diganti namanya menjadi Raden Mas Ontowiryo oleh kakeknya, Sultan Hamengkubuwono II. Pada tahun 1812 ketika ayahnya naik tahta menjadi Hamengkubuwono III, Raden Mas Ontowiryo diberikan gelar pangeran yang kemudian dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro.  

Pada tahun 1825-1830 di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur terjadi perang antara masyarakat Jawa yang berusaha memperebutkan hak bangsa atas kemerdekaan serta hak kepemilikan tanah airnya sendiri secara berdaulat dari penjajahan kolonialisme Belanda. 

Perjuangan tersebut selanjutnya dikenal dengan sebutan Perang Jawa atau Perang Diponegoro, yang mana saat itu Pangeran Diponegoro berperan sebagai pemimpin perlawanan masyarakat Jawa terhadap penjajah. Dalam perang tersebut, kepemimpinan strategis Pangeran Diponegoro setidaknya dapat terlihat dalam beberapa aspek, antara lain mulai dari adanya visi misi, analisis lingkungan, rencana dan implementasi strategi atau taktik, hingga tipe dan gaya kepemimpinan.

Berdasarkan serangkaian sebab atau pemicu terjadinya perang, Pangeran Diponegoro memiliki visi yang jelas dan mendasar dalam memimpin perlawanan terhadap penjajah dimana perjuangan yang dipimpinnya bukan atas nama kepentingan pribadi melainkan kepentingan bersama yaitu membebaskan tanah Jawa dari penindasan penjajah dan mengembalikan tatanan sosial yang adil dan berlandaskan nilai-nilai religius. 

Di samping itu, Pangeran Diponegoro memiliki misi yang berfokus untuk mengorganisir perlawanan secara luas dan sistematis melalui pendekatan ke berbagai elemen masyarakat untuk menggalang persatuan dan kesatuan untuk melawan penjajah. Pangeran Diponegoro yang memiliki latar belakang agama yang terbilang kuat, berupaya untuk menjadikannya sebagai bekal untuk meningkatkan semangat juang dan moral pasukannya melalui ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa perlawanan yang dilakukan terhadap penjajah adalah sebagai bagian dari jihad. Hal itulah yang membuat Pangeran Diponengoro berhasil menginspirasi hingga mendapat dukungan luas dari masyarakat Jawa untuk memimpin perlawanan terhadap penjajah

Dalam perang ini, dapat terlihat kecakapan serta pencermatan yang tajam dari Pangeran Diponegoro dalam menganalisis kekuatan serta kelemahan pihak musuh dan menjadikan pemahaman lingkungan terutama dari kondisi geografis sebagai keuntungan dalam melakukan perlawanan terhadap penajajah. Pangeran Diponegoro menyadari bahwa kondisi geografis di Jawa dengan bentuk medan yang terdiri dari pegunungan, hutan lebat, dan jaringan sungai yang kompleks dapat dimanfaatkan sebagai keuntungan dalam penerapan taktik gerilya. 

Adapun kelemahan pasukannya, seperti kekurangan persenjataan dan sumber daya, dapat disiasati dengan melihat peluang dari adanya ketidakpuasan masyarakat secara luas terhadap penjajah, yang mana dapat dikonversi menjadi sebuah dukungan aktif dalam bentuk logistik, informasi, dan rekrutmen pejuang. Dengan analisis lingkungan yang cermat ini, Pangeran Diponegoro mampu merencanakan dan mengimplementasikan strategi perang yang fleksibel dan adaptif berbasis lingkungan, menjadikan Perang Jawa sebagai salah satu perlawanan terbesar terhadap kolonialisme di Indonesia.

Pangeran Diponegoro merencanakan dan mengimplementasikan strategi perang yang cerdas dan adaptif selama Perang Jawa. Dengan mempertimbangkan bahwa menghadapi pasukan musuh memiliki keunggulan dalam hal persenjataan dan sumber daya. Maka Pangeran Diponegoro memilih strategi perang gerilya sebagai pendekatan utamanya. Strategi ini menekankan mobilitas tinggi, serangan mendadak, dan pemanfaatan pengetahuan mendalam tentang medan lokal untuk menghindari konfrontasi langsung yang dapat memberikan dampak kerugian. 

Rencana strategis Pangeran Diponegoro dimulai dengan membagi pasukannya menjadi unit-unit kecil yang dapat bergerak cepat dan fleksibel. Kemudian, menempatkan pasukannya di lokasi-lokasi strategis yang sulit diakses, seperti pegunungan, hutan lebat, dan gua. Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berperan sebagai basis-basis pertahanan yang mampu memberikan perlindungan alami dan mendukung penerapan taktik serangan hit-and-run yang membuat pasukan Belanda kewalahan dan kesulitan melakukan pengejaran. 

Dalam setiap operasi, Pangeran Diponegoro memastikan bahwa pasukannya selalu berada di posisi yang menguntungkan, memanfaatkan unsur kejutan untuk menyerang pos-pos dan rombongan pihak musuh secara tiba-tiba dan kemudian segera mundur sebelum musuh dapat merespons dengan efektif. Implementasi strategi ini tentunya menuntut koordinasi yang ketat dan komunikasi yang efisien. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro mengembangkan jaringan intelijen atau juga dikenal dengan istilah “telik sandi” yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pergerakan dan rencana pihak musuh, sehingga memungkinkan pasukannya untuk memberikan respon dengan cepat dan tepat.

Aspek terakhir yang tak boleh dikesampingkan dalam kepemimpinan strategis Pangeran Diponegoro adalah dari aspek tipe dan gaya kepemimpinan yang kharismatik. Tipe dan gaya pemimpin kharismatik ini memiliki kekuatan energi daya tarik yang dapat mempengaruhi orang lain, sehingga memberikan dukungan dan menjadikan pemimpin tersebut memiliki pengikut dengan jumlah yang besar. Hal itu dapat terlihat dari komunikasi Pangeran Diponegoro yang mampu menginspirasi dan memotivasi para pengikutnya melalui kepribadian dan keyakinan yang kuat berdasarkan visi misi yang dibawanya serta nilai-nilai ajaran agama Islam yang menjadi pedoman dan sumber kekuatan dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah.

Referensi

  •       Ariwibowo, Tjandra. 2021. Strategi Perang Semesta: Pertempuran Pangeran Diponegoro Menghadapi Belanda 1825-1830. Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 6 No. 5.
  •       Mattayang, Besse. 2019. Tipe dan Gaya Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Teoritis. Journal of Economic, Management and Accounting (JEMMA) Vol. 2 No. 2.
  •       Putra, Andhika, Doly & Rulloh, Andriyas. 2023. Model Kepemimpinan Strategis Dalam Menghadapi Radikalisme dan Terorisme. MARAS: Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 1 No. 3.
  •       https://diponegoro-pahlawan.perpusnas.go.id/biography/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun