Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Salahkah Mengekspresikan Eksepsionalisme?

26 Juli 2020   18:52 Diperbarui: 26 Juli 2020   18:41 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"America is the greatest country in the world." Mungkin, ada beberapa pembaca mengira bahwa pernyataan ini hanya diutarakan Donald Trump. Padahal, ekspresi ini sudah dinyatakan oleh banyak presiden Amerika Serikat sebagai bentuk kebanggaan terhadap bangsanya.

Ekspresi kebanggaan ini disebut sebagai eksepsionalisme. Istilah ini merujuk kepada anggapan bahwa suatu negara/bangsa itu spesial dibanding negara/bangsa lain. Artinya, negara atau bangsa kita memiliki tempat partikular di dunia ini. Alias unik dan berbeda dibanding yang lain.

Keunikan itu bisa muncul dari berbagai faktor. Amerika Serikat sendiri mengambil eksepsionalisme dari sejarah bangsanya. Mereka percaya bahwa hanya Amerika Serikat yang mengawali sejarahnya sebagai bangsa yang demokratis-individualis. Selain itu, status mereka sebagai negara adidaya juga membakar semangat ini. A shining city on a hill adalah gambaran sempurna eksepsionalisme itu.

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut penulis, negara kita memiliki banyak sekali sumur eksepsionalisme. Negeri kita adalah gugusan kepulauan dengan keindahan alam yang tiada tara. Selain itu, ada kekayaan budaya yang beragam. Lantas, keberagaman budaya itu diikat dengan persamaan sejarah sebagai penduduk Nusantara. Unik, bukan?

Istilahnya, mana ada negara lain yang mempunyai 17.504 pulau? 1.331 suku bangsa? 652 bahasa daerah yang berbeda? Belum ada bangsa lain yang mampu menyamai kekayaan ini (Azanella et al, 2019). Dengan kata lain, bangsa Indonesia itu eksepsional.

Eksepsionalisme ini menemukan jalannya menuju beberapa lagu wajib nasional. Terjemahan bahasa Inggris dari judul lagu Rayuan Pulau Kelapa adalah Solace on Coconut Islands. Tempat berlindung di kala turunnya roda kehidupan. Ekspresi eksepsionalisme semakin kentara ketika mendengar lirik seperti berikut. Rasanya kita seperti memberi apotheosis terhadap bangsa ini:

Tanah airku aman dan makmur

Pulau kelapa yang amat subur

Pulau melati pujaan bangsa

Sejak dulu kala

Selain itu, ada pula lagu Indonesia Pusaka. Judulnya saja sudah eksepsionalis. Indonesia adalah warisan yang harus kita banggakan. Bahkan, verse kedua lagu ini menyatakan eksepsionalisme ala Indonesia secara eksplisit. Berikut adalah bunyinya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun