Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Wind of Change", Ketika Musik dan Sejarah Berpadu

2 Februari 2020   15:18 Diperbarui: 2 Februari 2020   15:33 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: style.tribunnews.com

Bagian pertama verse langsung menggambarkan perubahan di ruang publik Uni Soviet, khususnya di Moskow. Meine menggambarkan bahwa angin perubahan bisa didengar di taman Gorky. Bahkan tentara Soviet yang lewat pun mendengarnya.

Walking down the street
Distant memories
Are buried in the past forever
I follow the Moskva
Down to Gorky Park
Listening to the wind of change

Sementara, bagian kedua verse langsung menggambarkan "prediksi" mereka akan masa depan Blok Timur. Ternyata, Meine cukup prophetic di sini. Represi dan koersi yang dibawa oleh komunisme adalah memori masa lalu. Sebuah memori yang terkubur, tetapi tidak akan pernah bisa dilupakan oleh yang pernah mengalaminya.

Take me to the magic of the moment
On a glory night
Where the children of tomorrow dream away
in the wind of change 

Selain itu, ada juga bagian refrain yang diingat semua orang. Bagian ini melukiskan bagaimana generasi selanjutnya (millenials dan seterusnya) akan memimpikan dan membuat perubahan. Creating and feeling a wind of change for themselves. Bahkan sampai bermimpi di dalam angin perubahan. Sungguh sebuah kiasan yang indah.

The wind of change
Blows straight into the face of time
Like a stormwind that will ring the freedom bell
For peace of mind
Let your balalaika sing
What my guitar wants to say 

Sayangnya, ada bagian lagu ini yang belum terwujud. Iya, angin perubahan memang membawa demokrasi di mayoritas wilayah bumi ini. Brexit menjadi bukti dari pernyataan ini. They are back to full parliamentary democracy. Tetapi, Rusia kini justru dicengkeram oleh sebuah oligarki. Sistem kekuasaan oligarki yang dilindungi oleh pemerintahan otokratik Vladimir Putin. Ironis. Demokrasi baru di era 90an berujung pada otokrasi.

Lagu ini memang bukan favorit penulis. But this song is one among millions. Kombinasi musikalitas, ketepatan historis, dan kekuatan lirik membuat lagu ini bersinar. Sama seperti lagu We'll Meet Again dan White Cliffs of Dover di era Perang Dunia II.

This is the right song at the right time. And eternally relevant too.

SUMBER
rollingstone.com. Diakses pada 1 Februari 2020.

azlyrics.com. Diakses pada 1 Januari 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun