Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

KLanisme, Nikmati Musik Sambil Asah Literasi

1 Januari 2020   10:15 Diperbarui: 1 Januari 2020   20:26 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: iradiofm.com

Belum lagi penggunaan "tercipta nelangsa" dari pada "muncul penderitaan" dalam Tak Bisa Ke Lain Hati. Ini jelas menunjukkan poetic effort yang diberikan memang tidak main-main.

Sehingga, susunan kata-kata puitis ini menciptakan banyak bait, interlude, dan refrain  yang sungguh melegenda. Berikut adalah salah satu favorit penulis dari lagu Romansa:

"Tertiup aroma bunga

Mengantarkan nikmat gairah 'smara

Terlantun untaian mantra

Reff:

Duhai, bersemilah cinta kita

Tersiram prahara kasih, tersenyumlah

Dan setia, dari waktu ke waktu."

Lantas, dari mana inspirasi larik-larik tersebut berasal? Ternyata, Katon sebagai penulis lagu memang sangat gemar berpuisi. Setiap kali membuat lagu, sosok dan karya Chairil Anwar, W.S. Rendra, Kahlil Gibran, dan berbagai maestro bahasa indah lainnya terngiang di kepala Beliau.

Sehingga, setiap lirik yang ditulis dipengaruhi oleh gaya mereka. Pantas saja liriknya sebegitu berat.

Belum lagi, Katon menganggap puisi bukan hanya sekadar permainan kata. Puisi adalah sebuah filosofi (Putra dalam cnnindonesia.com, 2018). Maka, Katon sebagai pencipta lagu memang memiliki suatu tujuan jelas. Beliau ingin menciptakan sebuah ekspresi puitis kompleks yang dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang.

Itulah sebabnya mendengar lagu-lagu KLa menuntut kita untuk berpikir. Bukan berpikir mengenai masalah sosial-kemanusiaan seperti Iwan Fals dan Ebiet G. Ade. Melainkan kita dituntut untuk berpikir mengenai makna lagu tersebut dari perspektif kita. 

Dalam pemaknaan tersebut, diperlukan pengetahuan vokabulari yang cukup dalam. Dampaknya, kita dipancing untuk meningkatkan pengetahuan vokabulari kita.

Pada area inilah kemampuan literasi diperlukan. Artinya, kita perlu mendorong kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar agar pengetahuan vokabulari meningkat (National Literacy Trust dalam cambridgeassessment.org.uk, 2013:8).

Dalam konteks ini, mendengar lagu KLa menjadi pemancing literasi. Selanjutnya, kita dapat merespon pancingan tersebut dengan meningkatkan referensi bacaan, lebih sering menulis, lebih sering menonton tayangan yang berkualitas, dan meningkatkan kemampuan public speaking.

Penulis sendiri merasakan manfaat ini. Sejak mendalami KLa saat SMA, mendengar lagunya memancing penulis untuk membaca liriknya. Setelah membaca liriknya, memang benar loh. 

Otak penulis langsung berusaha memaknai susunan kata tersebut. Lantas, repositori pikiran ini mengaitkan larik-larik tersebut dengan apa yang pernah penulis alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun