Bahkan, Keynes membayangkan bahwa para peminjam (rentiers) akan hilang dari kehidupan manusia seiring menurunnya tingkat suku bunga. Sehingga, financial capitalism akan hancur seiring menurunnya desire for money and capital.
Sehingga, Keynes percaya bahwa 2020 adalah awal dari dekade terakhir untuk kapitalisme. Dekade 2020-an akan menjadi tahap perkembangan terakhir kapitalisme as we know it.Â
Setelah 2029 berakhir, ekonomi dunia akan melangkah menuju tahapan yang lebih tinggi. Sebuah tahapan di mana manusia mampu menjadi subjek ekonomi yang menggapai higher non-material needs.
Prediksi Keynes memang sangat prophetic dan visioner. Akan tetapi, apakah kenyataan saat ini menunjukkan arah ke sana? Ternyata tidak. Justru, kapitalisme semakin berkembang dan disruptif dalam berbagai bidang kehidupan. Bukannya melangkah menuju tahapan baru, lingkup kapitalisme malah semakin meluas dalam kehidupan peradaban manusia.
Mari kita lihat dari prediksi pertama. Kini, masih ada 10% penduduk dunia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Meski menunjukkan sebuah tren penurunan dibanding tahun 2013 (11,2%).
Namun masih ada 736 juta orang yang hidup dengan penghasilan di bawah US$1,90 per hari. Sehingga, tugas kapitalisme sebagai pendorong pertumbuhan belum selesai. Bahkan untuk satu dekade ke depan.
Kebutuhan material manusia justru semakin kompleks dan ekstensif. Kalau pada era 1930-an gadgets hanyalah wireless/radio dan automobile, kini kita memiliki banyak sekali gadgets.Â
Rasanya, semua gadgets itu penting dan harus dimiliki. Mulai dari laptop, smartphone, music player, wireless speaker, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, aspirasi material manusia menjadi semakin tinggi.
Selanjutnya, rata-rata waktu kerja manusia per jam di dunia adalah 29-48 jam per minggu (Guta dalam smallbiztrends.com, 2018). Maka, rata-rata waktu kerja manusia per hari (asumsi 5 hari kerja) adalah 5,8-9,6 jam.Â
Ini jelas belum mencapai prediksi Keynes sebanyak tiga jam. Mungkin manusia perlu melakukan pengembangan AI sampai setengah abad lagi untuk mencapai prediksi tersebut.
Selain itu, uang semakin memainkan peranan sentral dalam kehidupan kita. Lebih jauh lagi, akumulasi kapital menjadi sebuah aktivitas yang meluas dan mudah dilakukan, thanks to entrepreneurial disruption.Â