Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konsolidasi Bangsa dan Visi Politik Megawati

8 Agustus 2019   21:06 Diperbarui: 8 Agustus 2019   21:11 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain pukulan tinju, Ibu Mega juga mengibaratkan partai pelopor seperti titanium. "Dia itu ya keras, tapi luwes. Jadi gak patah... gitu loh," kata Beliau. Perumpamaan ini adalah simbolisme dari inti konsep partai pelopor. Sebuah partai yang bersatu kuat untuk mencapai satu tujuan ideologis secara cerdik. Kecerdikan itu terwujud dalam strategi "tonjokan kapas".

"Jadi kalo nonjok umpamanya, supaya gak kerasa gimana ilmunya? Nonjoknya kayak kapas," tegas Beliau. "Jadi, orangnya gak ngerasa. Tapi begitu udah kena, sakit!" Pernyataan ini membuat hadirin yang menyaksikan tertawa lepas. Tetapi, maksud pernyataan ini sungguh serius. PDIP harus menjadi partai yang cerdik dan tidak mudah ditebak dalam menghajar lawan politik.

Beliau ingin PDIP bergerak menjadi partai yang demikian. Partai pelopor berideologi Pancasila dengan kekuatan politik yang besar. Kekuatan tersebut menjadi daya yang mendorong terwujudnya tujuan PDIP. Destinasi Great Indonesia alias Indonesia Raya.

Sebagai penutup, Ibu Mega kembali kepada konsolidasi nasionalisme. "Solid bergerak untuk Indonesia Raya, Indonesia yang sejati-jatinya merdeka!" Meski diutarakan sebagai tema Kongres V PDIP, penulis merasa pesan ini bersifat universal. Berlaku bagi kita semua sebagai manusia Indonesia.

Sebagai manusia Indonesia, kita harus kuat bersatu dalam Rumah Pancasila. Whatever our differences. Jangan pandang perbedaan di antara kita sebagai penghalang persatuan. Justru, pandang perbedaan itu sebagai kekuatan yang saling melengkapi di antara kita. Kekuatan yang mempersatukan kita sebagai manusia Indonesia.

SUMBER

youtube.com. Diakses pada 8 Agustus 2019.

harianterbit.com. Diakses pada 8 Agustus 2019.

berdikarionline.com. Diakses pada 8 Agustus 2019.

Disclaimer: Tulisan ini sudah terbit di laman Qureta penulis.

Link: https://www.qureta.com/next/post/konsolidasi-bangsa-dan-visi-politik-megawati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun