Hal ini membuat Mas Gibran dan Kaesang cenderung bebas dari tuduhan politis. Begitu juga dengan Presiden Jokowi sebagai ayah mereka. Justru, keduanya menjadi aset yang berharga untuk Presiden Jokowi. Sampai-sampai Beliau membeberkan rahasia kesuksesan bisnis keduanya di depan para ASN (cnnnindonesia.com, 2019).
Melihat rekam jejak di atas, keduanya sudah cukup pantas untuk terjun ke politik. Namun, bukan ketika ayah mereka masih menjadi Presiden Republik Indonesia. Mengapa?
Kalau Mas Gibran atau Kaesang terjun sekarang, muncul sebuah kesan bahwa keluarga Jokowi ternyata sama seperti keluarga politik lain. Begitu bergantung kepada kekuasaan, sampai anak-anaknya memiliki jabatan saat ayahnya masih menjabat. Padahal, Pak Jokowi sering menekankan bahwa kekuasan hanyalah sebuah amanah yang tidak kekal.
Dampaknya, Presiden Jokowi bisa dipandang sebagai sosok yang hipokrit. Berlainan antara perkataan dan tindakan. Selain itu, hypocriticism seperti ini membuat Presiden Jokowi seperti menjilat ludahnya sendiri. Seorang pemimpin yang memiliki citra berintegritas di mata publik, namun menerapkan double-standard terhadap keluarganya sendiri. Jangan sampai yang demikian terjadi.
Maka dari itu, Mas Gibran dan Kaesang boleh terjun ke politik setelah Pak Jokowi selesai menjabat di tahun 2024. Sama seperti George Bush Jr. dan Jeb Bush yang maju menjadi gubernur setelah ayahnya selesai menjabat sebagai Presiden AS. Dengan ini, publik tidak akan ber-su'udzan terhadap keluarga Jokowi. Justru, sebuah kesan positif akan terbentuk dalam opini publik.
Kesan positif itu muncul dari continuity of leadership yang terjadi. Nilai-nilai kepemimpinan ayahnya yang sudah menjadi mantan Presiden dilanjutkan oleh anak-anaknya. Lebih jauh lagi, langkah ini akan menunjukkan bahwa keluarga Jokowi memiliki respect for public service. Sebuah keluarga yang mewariskan nilai-nilai pelayanan publik untuk generasi mendatang.
Mungkin inilah yang dimaksud oleh sebagian publik sebagai "politik dinasti jujur". Sebuah "politik dinasti" yang menghasilkan pemimpin-pemimpin berintegritas dan kompeten. Bukannya menciptakan kroni, dinasti ini justru mengacak-acak kroni kekuasaan secara berkelanjutan. Sebuah anti-crony political dynasty yang kita perlukan untuk menyongsong Indonesia Maju.
SUMBER
https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11428. Diakses pada 4 Agustus 2019.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190116161551-92-361294/jokowi-ungkap-kunci-sukses-bisnis-gibran-dan-kaesang-ke-asn. Diakses pada 4 Agustus 2019.
Disclaimer: Tulisan ini sudah terbit di laman Qureta penulis.