Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Benarkah Pancasila itu Artifisial?

19 Juni 2019   20:26 Diperbarui: 19 Juni 2019   20:28 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gotong royong itu sendiri adalah cara hidup Bangsa Indonesia. Sejatinya, kita adalah sebuah bangsa yang menjunjung tinggi inisiatif individu untuk menjalin kerjasama demi kepentingan semua. Kalau tidak, mana mungkin ada struktur-struktur besar seperti Punden Berundak? Candi Borobudur? Juga berbagai kampung dan daerah yang sudah ada sejak dahulu kala? 

Melalui dua argumentasi ini, pendapat bahwa Pancasila adalah sebuah filosofi artifisial terpatahkan sudah. Justru, Pancasila adalah sebuah filosofi riil yang terbentuk dari nilai-nilai tradisi yang mengakar pada Bangsa Indonesia. Selain itu, Pancasila juga bukan ciptaan seseorang semata. Jasa Sukarno adalah menggabungkannya dalam suatu kerangka ideologi yang koheren, bukan sebagai pencipta. 

Lalu, siapa yang memainkan peran utama dalam penciptaan Pancasila? Tuhan Yang Maha Esa memainkan peran utama. Tuhan lah yang membuka pemikiran Sukarno untuk menggali nilai-nilai tradisi Bangsa Indonesia. Sehingga, Bung Karno adalah pemantik bagi Bangsa Indonesia untuk menyadari potensinya sebagai sebuah masyarakat yang kaya akan nilai dan tradisi. 

Maka dari itu, kita harus bangga sebagai manusia Indonesia. Kita mempunyai Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Dasar negara kita ini bukanlah ideologi artifisial semata seperti ekstrimisme atau sektarianisme. Pancasila adalah sebuah ideologi yang berasal dari cara hidup kita sebagai sebuah masyarakat yang berbudaya. 

Bahkan, Pancasila itu sendiri menjadi embodiment dari demokrasi kita. Ideologi negara kita berasal dari kehidupan rakyat (from the people). Ia diterapkan untuk membangun kemakmuran rakyat (for the people). Terakhir, Pancasila diberikan kepada rakyat Indonesia (to the people) untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. 

Ingat, Tuhan menganugerahkan Pancasila kepada bangsa Indonesia. Mari kita hidup berdasarkan apa yang sudah digariskan olehNya dalam lima sila tersebut. 

SUMBER 

Adams, Cindy. 2014. Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: Yayasan Bung Karno. 

Thatcher, Margaret. 1995. The Downing Street Years. New York: HarperCollins. 

http://www.gresnews.com/berita/politik/81277-kharisma-thatcher-di-sana-mirip-bung-karno-di-sini/. Diakses pada 19 Juni 2019. 

Disclaimer: Tulisan ini sudah terbit pada laman Qureta penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun