Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Kepemimpinan dari Ratu Elizabeth II

3 Juni 2019   20:28 Diperbarui: 9 September 2022   01:54 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://leaderonomics.com 

Kedua, komitmen pada kewajiban. Constant, continous, and regimented adalah tiga kata yang Beliau gunakan untuk mendeskripsikan tugasnya sebagai kepala negara. Pada tahun 2018 saja,  Beliau harus menghadiri 293 engangements/acara dalam berbagai macam bentuk (Trebles dalam macleans.ca, 2018). Mulai dari peresmian jalan, fasilitas publik, dan lain sebagainya. 

Ketika Beliau berada di istana, tidak ada kata tidak ngapa-ngapain. Setiap harinya, Beliau harus membaca dan membalas korespondensi dari berbagai pihak. Mulai dari notulensi rapat kabinet, korespondensi dari pemerintahan negara persemakmuran, sampai surat dari rakyat. Semua hal tersebut harus dibalas segera, demi kelancaran sistem monarki konstitusional. 

Banyak tugasnya, bukan? Tidak mungkin Beliau sanggup melakukan itu semua selama 66 tahun jika tidak berkomitmen terhadap kewajiban. 

Ketiga, totalitas dalam mengerjakan segala sesuatu. "For the Queen, there is no such thing as an average engagement," ujar Edward Young, wakil sekretaris privat Ratu. "Every visit is very-very carefully planned for. There was just as much preparation put into a visit to a school or hospital, as there is to an Audience with Prime Minister." 

Pernyataan di atas sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan totalitas Beliau dalam melaksanakan tugasnya. Itulah sebabnya semua engagement yang Beliau lakukan selalu berlangsung dengan efisien dan tepat sasaran. 

Keempat, kemampuan menjadi pendengar yang baik. Hal ini terbukti dalam sesi Audiensi/Audience dengan Perdana Menteri. Sesi yang diadakan seminggu sekali pada malam Kamis ini dilakukan untuk mendiskusikan masalah pemerintahan. Perdana Menteri memaparkan segala masalah, pencapaian, dan kejadian di pemerintahan pada minggu tersebut. 

Sementara, Beliau berperan sebagai pendengar satu-satunya, yang dapat memberikan saran dan peringatan kepada sang Perdana Menteri. "It's rather nice to feel that one was sort of sponge, and everybody can come to one and tell one things. Some things stayed there and some get out of the other ear, and some things never come out at all. One just knows about it." 

Beliau bisa menggambarkan dirinya sebagai spons bagi Perdana Menterinya, karena Beliau seorang pendengar yang baik. Begitu pun dengan pengakuan para bekas Perdana Menteri. "A great support, because she is the one person you can talk to," kata Harold Macmillan, Perdana Menteri ketiga di masa Ratu Elizabeth II.  

Kemampuan inilah yang menjadi dasar hubungan baik Beliau dengan banyak orang. Mulai dari keluarga terdekat sampai pemimpin dunia. 

Kelima, kemampuan membangun relasi dengan orang lain. Ini terbukti dari bertahannya Commonwealth of Nations sebagai sebuah organisasi. Bayangkan saja, dari 9 negara anggota di tahun 1949, organisasi ini berkembang sampai 53 negara anggota. Tidak mungkin hal ini terjadi, jika Ratu Elizabeth II sebagai kepala tidak mampu membangun relasi dengan para pemimpin dunia. 

Selain itu, Beliau juga melaksanakan pertemuan dengan setiap kepala pemerintahan negara persemakmuran pada setiap Commonwealth Heads of Government Meeting (CHOGM). Upaya ini adalah sebuah pendekatan interpersonal yang sangat jenius. Masing-masing kepala pemerintahan merasa berarti (valued) dalam komunitas Persemakmuran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun