Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Jokowi, Prabowo, dan Isu Kebebasan Ekonomi

3 Maret 2019   11:57 Diperbarui: 3 Maret 2019   12:22 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Grafik tingkat kebebasan ekonomi Indonesia 2004-2009 (Sumber: Heritage.org)

Kebebasan ekonomi? Apa itu kebebasan ekonomi? Mungkin pembaca bertanya heran ketika membaca judul tulisan ini. Penulis sendiri maklum dengan pertanyaan ini. Mengapa? Isu ini tidak pernah disorot sebagai isu utama dalam tiga kali penyelenggaraan Pilpres; Baik 2004, 2009, maupun 2014. Sehingga, masih banyak di antara kita yang belum mengenal istilah ini.

Kebebasan ekonomi adalah adalah wujud otonomi individu dalam kebebasan memilih dan menggunakan barang dan sumber daya ekonomi (Miller dan Kim, 2017:19). Definisi ini menunjukkan kebebasan ekonomi sebagai sebuah alat ukur. Alat ukur apa? Tingkat otonomi individu sebagai homo economicus untuk memanfaatkan barang dan sumber daya ekonomi yang dimilikinya, itulah yang diukur dalam kebebasan ekonomi.

Semakin tinggi tingkat kebebasan ekonomi, semakin tinggi otonomi individu untuk memanfaatkan barang dan sumber daya ekonomi yang dimilikinya. Hal yang sebaliknya terjadi jika kebebasan ekonomi semakin rendah.

Lalu, darimana kita mengetahui tingkat kebebasan ekonomi suatu negara? Untungnya, The Heritage Foundation menyusun sebuah indikator yang sudah digunakan sejak tahun 1995. Lembaga pemikir yang berpusat di Amerika Serikat ini menyatakan bahwa kebebasan ekonomi dapat diukur melalui empat pilar berikut:

Supremasi hukum (hak kepemilikan properti, integritas pemerintahan, pengadilan yang efektif).

Tingkat intervensi pemerintah (perbandingan belanja pemerintah terhadap PDB, beban pajak, tingkat kesehatan fiskal).

Efisiensi regulasi (kemudahan berbisnis, fleksibilitas pasar tenaga kerja, stabilitas moneter).

Pasar yang terbuka (kebebasan perdagangan, kebebasan berinvestasi, kebebasan untuk mengelola keuangan).

Semakin kuat supremasi hukum, efisiensi regulasi, serta keterbukaan pasar maka semakin bebas perekonomian negara tersebut. Sementara, semakin rendah tingkat intervensi pemerintah dalam bidang ekonomi, semakin bebas perekonomian negara tersebut.

Setelah melihat penjelasan di atas, kita semua pasti bertanya-tanya; Apa yang akan muncul jika perekonomian suatu negara semakin bebas? Jawaban pertanyaan ini hanyalah empat kata; Kemajuan dan kesejahteraan berkelanjutan (Miller, Kim, dan Roberts, 2019:9). Adanya kebebasan ekonomi memberikan inklusi kepada individu untuk memiliki free will dan kesempatan yang luas untuk sukses dan memperbaiki kualitas hidupnya (Miller, Kim, dan Roberts, 2019:13).

Manfaat ini membentuk sebuah kaitan yang tidak bisa dibantah antara kebebasan ekonomi dan kemakmuran suatu negara. Semakin bebas perekonomian suatu negara, semakin makmur negara tersebut, dan begitu sebaliknya (Miller, Kim, dan Roberts, 2019:13).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun