Tulisan mampu menyampaikan ide tersebut kepada orang-orang di seluruh dunia. Tanpa harus ke Amerika Serikat, tulisan kita bisa dibaca oleh orang-orang AS dengan terjemahan bahasa Inggris. Selain itu, tulisan juga memampukan kita untuk menyusun sebuah ide yang koheren. Hanya ide seperti ini yang mampu menang dalam Perang Ide disrupted saat ini.
Untuk menghasilkan sebuah tulisan, manusia sebagai makhluk ide perlu menulis. Jika ide tersebut tidak ditulis, maka individu tersebut pasti kalah duluan dalam Perang Ide. Mengapa? Ide itu hanya tersimpan dalam benaknya, dan tidak diketahui oleh banyak orang. When that individual die, then his ideas died with him.
Hal yang berbeda terjadi bagi manusia yang menulis. Ide yang ia miliki paling tidak dibaca oleh beberapa orang. Membaca sebuah tulisan yang koheren melibatkan proses penyerapan informasi yang masuk ke dalam long term memory. Sehingga, ide tersebut
Jadi, menulis adalah senjata yang diperlukan oleh manusia sebagai makhluk ide dalam pertempuran ide dunia. Tidak mau menulis sama saja dengan tidak mau memiliki senjata dan allies untuk berperang ide. Tidak mau punya senjata dan allies sama saja dengan kekalahan dalam Perang Ide itu sendiri.
Ayo mari persenjatai diri dengan menulis! Dengan menulis, ide kita akan abadi dan tidak dikalahkan dalam Perang Ide dunia yang semakin keras. The more you write, the stronger ideas fight.
DAFTAR PUSTAKA
https://pakarkomunikasi.com/sejarah-televisi-di-indonesia. Diakses pada 9 Januari 2019.
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/101506/potongan/S1-2016-330604-introduction.pdf. Diakses pada 9 Januari 2019.
Disclaimer: Tulisan ini sudah terbit pada laman Qureta penulis.
Link:Â https://www.qureta.com/post/persenjatai-diri-dengan-menulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H