Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Menengah Atas (Dulu, Kini, dan Nanti)

21 November 2018   22:11 Diperbarui: 21 November 2018   22:17 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: suluhpergerakan.org

Bagi Beliau, wujud disrupsi yang paling bermanfaat adalah terpancingnya murid untuk berpikir kritis. Proses berpikir ini terbentuk dari adanya tanya jawab. "Kemarin, saya juga baca, ternyata anak-anak zaman sekarang kalau ditanya, jawabannya singkat-singkat. Jadi, dia gak bisa memunculkan jawaban yang panjang." Diharapkan, dengan adanya dorongan untuk berpikir kritis, maka kecenderungan buruk ini bisa berkurang di antara anak-anak SMA zaman now.

Terakhir, Beliau memiliki pesan untuk seluruh guru dan murid sekolah menengah atas di Indonesia. "Guru harus membentuk life skills dan karakter. Itulah yang membangun semangat dia (murid) untuk berkompetisi, bertanggung jawab. Diharapkan , guru itu sudah lari ke arah sana, tidak hanya sekedar konsep-konsep," pesan Beliau untuk para guru di Indonesia.

"Murid juga harus menyikapi perubahan itu secara terbuka. Jangan terpaku pada kemapanan dan kenyamanan. Banyak dari kita (siswa SMA) yang terpaku pada zona mapan dan zona nyaman. Padahal, zaman kan gak tau, bisa berubah. Jika murid tidak punya pegangan, misalkan kemampuan bersaing, bertanggung jawab, maka bisa habis juga."

Maka dari itu, mari kita terus berbenah dalam menghadapi disrupsi pendidikan menengah atas, untuk menyongsong kualitas pendidikan yang lebih baik. Nasib negara kita ditentukan olehnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun