Berdasarkan analisis penulis, terdapat 3 fundamen penting yang menyusun Thatcherisme. Ketiganya saling menopang satu sama lain untuk membentuk struktur ideologi ini. Jika salah satu hilang, maka hancur sudah ideologi ini. Thatcherism is a void without these three principles.
Pertama, kemandirian individu (self-reliance). Dalam konteks ini, individu harus bisa berdiri sendiri, menghidupi dirinya dan keluarganya tanpa bergantung pada pemerintah. Sehingga, jika individu melihat ada masalah pada masyarakat, individu tersebut harus berinisiatif untuk menyelesaikannya, dan tidak langsung menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah.
Fundamen inilah yang menjadi dasar dalam Thatcherisme, dan menopang kedua fundamen lainnya.
Kedua, patriotisme (patriotism). Patriotisme adalah kecintaan terhadap segala hal tentang negara kita. Mulai dari ide yang membentuk, sejarah, simbol, hingga keunikan yang dimiliki oleh negara kita. Dalam Thatcherisme, hal ini akan muncul seiring dengan kemandirian individu. Mengapa? Sebab kemandirian tersebut mendorong individu untuk mengambil inisiatif dan menjadi bagian dari masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Ketiga, perekonomian pasar bebas (free market economy). Fundamen ini menjadi puncak dari struktur ideologi Thatcherisme. Mengapa? Sistem ekonomi pasar bebas adalah salah satu prekondisi dari munculnya kemandirian individu dan patriotisme. Hanya dalam sebuah pasar bebas, individu bisa menjadi manusia yang merdeka, mandiri, dan mencintai negaranya.
Ketika disusun menjadi suatu struktur, ketiganya membentuk sebuah piramida seperti berikut:
Namun, semenjak mengenal dan memahami Thatcherisme, dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis mengetahui motivasi dan tujuan tersebut: Bekerja keras membela kebenaran dan kebebasan.
Sebagai pelajar, penulis pun mulai melakukan berbagai inisiatif untuk menyuarakan opini dan ide tentang berbagai permasalahan di masyarakat. Salah satunya adalah dengan menulis. Dengan menulis, maka penulis mengabadikan ide dan opini yang penulis miliki agar mampu memengaruhi anggota masyarakat yang lain.
Selain itu, penulis juga mulai memiliki perencanaan tentang masa depan penulis, dan tidak lagi menjadi seorang individu yang terombang-ambing dalam kehidupan. "Because whatever you want to do, it's not only what you want to do, but how -the practical way- you see it coming about. If you were to write down the 10 steps, from where you are now, to where you want to be," tandas Margaret Thatcher pada Lech Walesa di tahun 1987.
Terakhir, penulis juga semakin mencintai Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar dan penuh potensi. Adanya kecintaan ini membuat penulis ingin berpartisipasi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut, upaya penulis sendirian tidaklah cukup. Harus dilakukan sebuah mobilisasi umum untuk mencapai hal tersebut.