"Jov, apa maksud semua ini?" Arsen datang, berdiri di depan pintu kamar. Tak biasa pria jangkung manis itu teriak tapi kali ini....
"Selama ini aku hanya ngrasa jadi bayangan. Aku fikir kita bisa barengan terus tapi aku salah. Aku sudah menetapkan pilihan namun pilihanku itu memilih yang lain," masih menangis dan tak mampu membuka pintu. Aku tak mampu melihat Arsen, aku takut dengan hatiku.
 "Jov, kita masih sahabatan kan? Jov, buka pintunya! Jov, aku emang jadian sama Diara tapi aku...aku juga sayang sama kamu. Okehh...kita makan es krim yukkk! Jov...buka..," pelan seperti bujuk anak kecil yang ngambek. Arsen masih belum ngerti.
 "Kamu sudah mutusin buat cinta, sayang sama Diara. Aku nggak mau terlalu jauh masuk, aku ingin tetap di sini. Aku ingin menyimpan semua rasa ini sendiri. Makasih selama ini sudah barengan sama aku, meski aku cuma obat kesepian buat kamu. Aku Jovita Karinda akan selalu nyimpan semua kenangan bersama Ahmed Arsena baik -- baik. Jaga Diara dan pulanglah," aku masih terisak di balik pintu. Sementara Arsen terus memohon agar aku membuka pintu dan melihatnya. Tapi aku tak mampu buat tenggelam, sudah cukup aku jadi bayangan dan cinta sendirian.
Yupuuu...teman -- teman mulai hari ini dan insyaallah seterusnya, setiap hari kamis aku akan posting cerpen yang berasal dari lagu -- lagu keren Indonesia. Jangan lupa kasih bintang, follow dan koment. Request lagu juga boleh nanti aku bikinin ceritanya.....salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H