Sudah seperempat abad, kenangan-kenangan itu masih saja lekat.Â
Biasanya, saat jalan ke arah Banjarmasin, pulangnya aku sempatkan mampir ke toko roti Minseng, yang dulu sering abah bawakan saat kecil. Â Gantian aku yang membawakan beliau roti favoritnya itu. Â Yang selalu diterimanya dengan senyum.
Sekarang aku rasanya tak mau lagi mampir ke toko roti itu. Â Tak ada lagi tujuan akhir dari roti yang selalu aku beli dengan satu alasan: itu roti kesukaan abah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!