Aku lupa kapan persisnya, tapi teringat akan sebuah proyek jalan di pedesaan yang terjaga kondisinya. Â Masih bagus, bahkan teramat bagus, setelah bertahun-tahun sejak dibangun.
Ternyata kata salah seorang yang terlibat dalam pembangunan jalan tersebut, itu dikarenakan pada saat proses perencanaan dan pembangunan jalan, masyarakat turut dilibatkan. Â Turut serta dalam pembangunan sejak awal. Â Akibatnya mereka mempunyai rasa 'memiliki' yang tinggi.
Jalan yang ada dijaga betul-betul karena hasil karya bersama, dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Menjadi bagian dari hidup mereka sehari-hari. Tanpa harus ada pengawasan dari pemerintah pun misalnya, jalan itu akan terus terjaga sampai kapanpun.
Ingatan akan jalan tersebut kembali muncul dikarenakan nonton percakapan Ringgo Agus Rahman dengan Soleh Solihun. Â Percakapan lama di channel youtube tentang film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.
Pada proses pembuatannya ternyata semua pemain, khususnya pemain utama dilibatkan langsung dalam penyusunan alur cerita sampai pemilihan dialog. Â Jadi, seakan-akan para pemain benar-benar masuk dalam alur film. Â Bahkan katanya pengalaman pribadi pun diselipkan di dalamnya.
Masukan para pemain pun dijadikan bahan pertimbangan saat ada hal yang dipikir janggal, jika kejadian film terjadi di kehidupan sehari-hari. Â Benar-benar film yang fleksibel dan bagus.
Film yang sebagian besar hitam putih  yang alurnya agak lambat itu, nyatanya tak membosankan ditonton dari awal sampai tamat.  Itu karena pemeran menjiwai kisahnya. Mereka dijadikan bagian dari film itu sendiri.  Seperti kata Ringgo, bahwa main film ini tak seperti sebelumnya yang pemain seolah-olah robot.  Hanya diminta berperan sepeti arahan sutradara saja, tak ada hak untuk protes atau mempengaruhi proses pembuatannya.
Sepertinya seperti itu, terkait pembuatan infrastuktur jalan ataupun keterlibatan dalam proyek seni, atau apapun. Â Saat semua yang berperan dianggap sebagai subjek, tak semata-mata diperlakukan sebagai objek yang bisa diperintah sedemikian rupa. Pasti hasilnya akan jauh lebih bagus dan sustain.
Menurutku begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H