Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Negara Bebas Asap Rokok, Mungkinkah?

30 September 2024   10:01 Diperbarui: 30 September 2024   10:04 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tanda larangan di lorong hostel (dokpri)

Beberapa hari ini, aku mendapatkan keberuntungan bisa berkunjung ke negara tetangga. Malaysia.  Tugas utamanya adalah mendampingi mahasiswa dalam kegiatan kolaborasi penelitian dengan salah satu universitas di negara.

Kegiatan di kampus itu, nantilah dibahas tersendiri.  Karena ada satu hal yang membuat aku salut sama negara ini.  Yaitu usaha untuk menjaga udara tetap bersih.

Sebenarnya hal tersebut aku sadari saat pertama datang dan masuk hostel, begitu mereka menyebut dormitory tempat kami dan rombongan bermalam.  Ada satu tulisan yang menyenangkan, bagiku.  Terpampang di dinding dekat lorong menuju kamar.

Ada larangan untuk merokok di semua area hostel. Semua asap musuhku tak boleh hadir. Benar-benar menyejukkan pikiran. Ternyata tak sekedar larangan saja.  Peringatan itu ditegaskan lagi dengan tanda larangan selanjutnya.  Tertempel dengan jelas di depan pintu kamar.

peringatan larangan merokok (dokpri) 
peringatan larangan merokok (dokpri) 

Sekarang tak cuma larangan, tapi tambahan konsekuensi kalau melanggar peraturan.  Denda 300 ringgit itu sangatlah besar. Coba saja kalikan dengan kurs sekarang.  Kira-kira dikalikan 3.600 rupiah sekian.  

Akhirnya bisa merasakan lingkungan bebas asap, karena adanya aturan yang ketat.  Besoknya saat memasuki area kampus, yang tak jauh dari area hostel.  Lagi-lagi aku dikejutkan dengan peraturan yang sama.  Di kampus juga wilayah terlarang untuk asap, baik asap rokok maupun vape yang walaupun aromanya wangi tapi tetap saja bakaran nikotin.

tanda larangan merokok di kampus (dokpri) 
tanda larangan merokok di kampus (dokpri) 

Di dalam toilet, tentu saja kembali ditegaskan mengenai larangan merokok tersebut.  Aku juga kadang heran, orang-orang suka mengasapi paru-parunya setiap waktu.  Yang lebih heran lagi, kadang tak peduli dengan sekeliling yang tak suka output dari hisapan asapnya tersebut.

Tanda bebas asap itu, secara tersirat dicantumkan dengan kalimat lain.  Menyenangkan sekali membaca semacam kebanggan akan kampus bebas rokok.   Seluruh area kampus benar-benar bersih udaranya.  Selain bagian tengah kampus yang hijau oleh pepohonan, tak ada yang berani merokok.  Jadinya udara benar-benar terasa segar dan murni.

kampus bebas rokok (dokpri)
kampus bebas rokok (dokpri)

Tak cuma di area kampus dan hostel pula ternyata.  Beberapa hari berselang, kami diajak mengunjungi salah satu tempat wisata dekat Kuala Lumpur.  Memasuki area parkir dan area tempat wisata, banyak tanda larangan yang menunjukkan hal sama: dilarang merokok di tempat umum.

larangan merokok di tempat wisata (dokpri) 
larangan merokok di tempat wisata (dokpri) 

Pengelola tempat wisatanya patut dikasih acungan jempol kiri kanan. Keren sekali.  Orang yang berwisata pun tak perlu terganggu oleh asap yang menyesakkan napas, hidung dan paru-paru.  

Walaupun akhirnya menjelang pulang, ketemu juga sama manusia nakal yang tak tahan mengisap dan mengeluarkan asap di dekat-dekat situ.  Ada-ada saja.

Beranjak dari tempat wisata tersebut, menuju Pasar Sentral. Semacam pasar seni di tengah kota.  Lagi-lagi aku dibuat tersenyum dengan tanda larangan yang tak berbeda dengan hostel, kampus, dan tempat wisata. Ada larangan merokok juga di sekitar situ.

Indah sekali melihatnya.  Berjalan-jalan pun rasanya nyaman dan senang.  Tempat yang seharusnya biasa saja.  Pasar, jadi memiliki nilai lebih karena menghargai kesehatan orang-orang yang berkunjung ke sana.

dilarang merokok, di pasar pun (dokpri) 
dilarang merokok, di pasar pun (dokpri) 

Larangan merokok di area pasar itu, juga ditambah peringatan denda bagi yang melanggar.  Nilainya pun cukup tinggi.  Siapa yang tak keder membacanya.  Walaupun lagi-lagi, di pinggir jalan,sekitar beberapa ratus meter dari situ, masih saja bertemu dengan manusia yang tak sabar meracuni udara, di pinggir jalan dan di tengah orang ramai pula.

Jadi, negara tanpa asap rokok itu mungkin saja.  Asal semua kompak membuat dan mentaati peraturan yang dibuat bersama, demi kemaslahatan bersama.  Jangan cuma bikin larangan tapi kadang yang bikin peraturan juga tak menghormati napas orang banyak di tengah publik.  

Kalaulah masih ingin merokok, nikmati saja sendiri, tak perlu berbagi.  Tak semua senang dengan asap yang dibagi.  

Sekali lagi, salut dengan negara tetangga yang berusaha kuat menegakkan aturan agar udara bersih tetap terjaga dan berlimpah.  demikianlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun