Saat tulisan ini dibuat, pukul 14.20 siang. Sudah tercatat 8.557 langkah dengan jarak tempuh 7.04 kilometer di smart watch-ku. Sepertinya itu otomatis tercatat, karena sengaja mencatat jarak dan kecepatan dengan aplikasi strava cuma sejauh 5 kilometer saat berlari tadi pagi.
Aku memang jarang sekali mencatat langkah saat berjalan. Hanya mencatat aktivitas saat berlari, pun itu lebih fokus pada waktu, jarak dan heart rate. Â Bagiku yang penting harus bergerak setiap hari, agar peredaran darah lancar tentu saja.
Efek positifnya tentu saja pada napas yang lebih nyaman, akibat berlari, berjalan ataupun bersepeda, aku lebih suka efek endurance-nya. Daya tahan untuk bergerak lebih lama, kondisi badan yang terasa selalu fit.
Banyak yang tak sadar, bahwa bergerak lama, langkah yang banyak dan jarak yang cukup jauh otomatis menghasilkan keringat yang cukup banyak.  Akibat itu tubuh meminta asupan cairan yang lebih banyak, tentu saja akhirnya mau tak mau konsumsi cairan menjadi lebih banyak dari biasanya.
Bukankah itu artinya tubuh kita menjadi terhidrasi lebih baik. Â Tubuh yang cukup asupan cairan relatif lebih sehat. Â Seperti Hidrasi yang tepat sangat penting untuk banyak fungsi tubuh. Â Seperti hasil riset dari Harvard T.H. Chan School of Public Health yang mengungkapkan bahwa, tubuh akan merasa lebih baik dan berpikir menjadi lebih baik saat tubuh terhidrasi dengan baik. Hidrasi juga menjaga suhu tubuh dan menyediakan nutrisi bagi sel-sel tubuh.
Kembali ke urusan langkah seribu setiap hari, Â ada beberapa catatan tentang hal positif terkait kesehatan tubuh. Aku sendiri merasakannya pada cara bernapas yang lebih baik, detak jantung (heart rate) yang stabil dan berat badan yang tak kalah stabil.
Manfaat lainnya selain kesehatan adalah, rasanya lebih aware dengan lingkungan sekitar. Â Berjalan jauh akan lebih mengerti situasi riil lingkungan. Bagaimana kondisi jalanan, kondisi orang-orang sekitar kita berada, menyenangkan bisa mengamati dan menikmati sekitar. Â Mungkin hal itu juga membuat perasaan lebih nyaman dan tenang.
Aku pikir berjalan jauh harusnya juga lebih banyak dilakukan oleh pengambil kebijakan, misal terkait kondisi jalan. Â Pasti mau tak mau akan tahu kondisi jalan yang dilewati sehari-hari, tingkat kerusakannya bagaimana, bahkan mungkin bisa tahu apakah proyek jalannnya dikerjakan dengan baik.
Hal tersebut tak akan pernah bisa dilakukan saat menaiki kendaraan bermotor, kecuali kondisi jalan yang benar-benar rusak.
Lebih jauh lagi, seorang pemimpin daerah harusnya lebih banyak lagi berjalan kaki. Â Biar bisa melihat dengan jelas kondisi masyarkatdi sekitarnya. Â Pasti jauh hasilnya jika setiap hari kemana-mana tak peduli sekitar, karena hanya duduk nyaman dalam mobil yang dingin. Pasti tak akan mengerti bagaimana panasnya cuaca panas di luar yang harus dihadapi masyarakat sehari-hari.
Berjalan jauh secara tak langsung akan mengasah empati orang-orang yang mungkin hanya bisa menikmati jalan dengan sepeda motor, bersepeda atau bahkan hanya berjalan kaki. Â Lebih-lebih pada kondisi lingkungan yang gersang tanpa banyak pepohonan.
Luar biasa bukan, jalan kaki ternyata bisa menjadi cara efektif untuk mengevaluasi lingkungan sekitar, lebih-lebih bagi pengambil kebijakan yang harusnya bisa menguntungkan banyak pihak.
Demikianlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H