Ternyata oh ternyata. Ketukan 160 bpm yang terdengar lambat di telinga, ternyata cukup cepat saat diaplikasikan dalam berlari.  Tapi menyenangkan karena langkah jadi stabil mengikuti ketukan metronome.  Selain itu, heart rate pun relatif jadi stabil juga, walaupun tentu saja lebih tinggi dari irama langkah saat latihan MAF.
Bagian menariknya, nyeri di tulang kering dan pergelangan kaki saat saya biasa berlari dengan pace 10-an, malah cepat sekali menghilangnya setelah sesi berlari 3 km usai. Â Kaki saya cepat kembali normal lagi, tanpa ada terasa pegal yang biasanya awet terasa di kaki. Â
Dan inilah hasil saya berlari setelah menggunakan metronome sebagai patokan dalam mengatur langkah berlari.  Jauh lebih cepat tapi juga tak terasa melelahkan seperti saat berlari lambat. Lumayan sekali peningkatannya, bukan?
Tapi, mungkin lain kali akan saya coba turunkan cadence sedikit lebih lambat, agar bisa lebih stabul di jarak yang lebih jauh.  Atau mungkin dicoba dulu lari dengan jarak yang lebih jauh dengan tempo yang sama dengan tadi pagi? Mari nanti dipelajari dan dipraktekin lagi ya.