Manusia yang punya nyawa tapi tak punya makna
berpikir bahwa hijau yang tercipta di bumi adalah punyanya
yang bisa dibikin hitam dan kering semaunya
tak peduli udara menipis dan matahari tak lagi tertapis
Dikira menumbuhkan nyawa pepohonan bisa dalam hitungan detik
hingga membunuhnya sekejap dan membiarkan ponggok teronggok
Dipikir mudah membuat rimbun dan mengatur alam menurut otak kosongnya
entah untuk apa dan atas mulut lompong siapa
Aku tak mau lagi lewat ke arah situ lagi
bukan karena terik matahari yang tak pagi tersaring dedaunan trembesi
bukan karena udara yang terasa hilang sebagian
Tapi karena marah berlapis sedih, berlapis-lapis
karena tak ada jawaban atas tanya
kenapa barisan hijau menghilang dari kota itu..
Semudah itu manusia membunuh teduh. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H