Pagi-pagi tadi mendapatkan berita yang langsung membuat patah hati. Â Berita tentang 26 ekor badak bercula satu di Ujung Kulon yang mati di tangan pemburu liar.
Badak bercula satu atau badak Jawa adalah satu di antara lima spesies badak yang tersisa di muka bumi ini. Â Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sendiri termasuk dalam kategori critically endangered dalam daftar Red List Data Book yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Â Dalam bahasa sederhana, badak Jawa sudah nyaris punah. Â Sangat mendekati musnah.
Berdasarkan tulisan Kennial Laia mengenai jumlah badak Jawa di tahun 2023 sungguh mengkhawatirkan. Â Data populasi badak Jawa yang dirilis oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup tak selaras dengan tangkapan kamera pengintai (camera trap). Â Walau menurut info dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) populasinya tersisa 82, namun dikhawatirkan jumlah sebenarnya kurang dari itu.
Bayangkan, semisal benar saja data 82 ekor badak Jawa yang tersisa, kalau dikurangi 26 ekor yang dibunuh berdasarkan pengakuan pemburu, artinya haya tersisa 56 ekor saja. Â Itu dengan catatan data di atas itu benar. Â Bagaimana jika jumlah yang tersisa (sebelum diburu) adalah lebih kecil seperti investigasi Auriga Nusantara. Â Bagaimana pula jika sebenarnya badak yang dibantai jumlahnya lebih dari yang diakui oleh para pemburu?
Sialnya lagi, pemburu membunuh badak Jawa demi menjual culanya yang konon bernilai tinggi. Â Lebih sial lagi, cula hanya ada pada badak jantan. Lalu berapa sebenarnya jumlah yang tersisa? Â Lebih detil lagi, berapa jantan dan betina badak yang tersisa sebenarnya?
Hal yang membuat makin patah hati adalah, indikasi tentang perburuan badak ini sudah terjadi sejak tahun 2018 silam. Â Badak jantan bernama Samson ditemukan di pantai dengan kondisi kepalanya bolong, diduga bekas luka tembak. Â Akan tetapi Kepala Balai TNUK malah memberikan informasi pada Oktober 2023 kalau kematian badak tersebut akibat perkelahian antar badak. Â Di sisi lain, Kepala Biro Humas Kementerian LHK pada April 2023 malah menginformasikan bahwa kematian Samson adalah akibat adanya kelainan dalam pencernaan dan usia. Â Penyebab salah satu kematian badak langka itu saja simpang siur.
Badak Jawa hanyalah satu di antara banyak spesies hewan langka yang terancam punah di Indonesia, dan satu dari sekian jenis binatang yang tinggal sejarah dari muka bumi. Â Penyebabnya beragam, tapi kebanyakan akibat ketamakan manusia. Â Baik karena diburu secara langsung, atau karena mati perlahan akibat habitat mereka terancam oleh keberadaan manusia.
Sekarang hanya bisa berharap, semoga saja kepunahan satwa liar yang terancam punah di negeri ini bisa terus dihindari, dengan cara apapun.  Walaupun apatis, juga berharap habitat mereka bisa tetap terjaga.  Paling tidak keberadaan Taman Nasional, hutan lindung dan  ekosistem bisa dijaga dari keserakahan manusia.  Minimal terus bisa menjaga keberadaan kawasan dan fungsi utamanya sebagai benteng pertahanan terakhir bagi satwa-satwa endemik.
Semoga saja demikian. Â Amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H