".. After approximately 523 kms, 18 hours, long and rainy roads, it makes me wonder, what about the end of my journey, in this earth.."
Itu tulisan seada-adanya di akun instagram saya, sebagai kesimpulan perjalanan naik motor pertama kali dengan rute yang cukup jauh. Â Sekitar 1000 km lebih pulang pergi, akhir tahun 2016. Â
Melelahkan namun juga menyenangkan. Â Sepeda motor yang membawa saya melewati tiga provinsi saat itu adalah Honda Legenda yang ternyata sangat tangguh untuk dibawa untuk perjalanan jauh.
Namanya pertama kali, tentu saja selalu semangat membara saat membayangkan rute perjalanan lewat jalur selatan.  Start pagi sekitar jam 6, baru beberapa puluh kilometer selepas Kulon Progo hujan turun dengan cukup deras.  Rasanya jas hujan yang tidak cukup layak membuat repot dan akhirnya mampir sejenak.
Untunglah perjalanan cukup lancar melewati daerah Kebumen hingga sampai di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat di ujung Cilacap. Â Tak jauh dari titik situ mengalami kejadian yang tidak mengenakkan.
Lampu motor yang tidak menyala rupanya menarik perhatian sepasang pak polisi yang sedang razia. Â Perjalanan saya tertahan sejenak, dikasih tahu kesalahan (motor) saya. Lalu diberi opsi mau sidang atau selesaikan di tempat.
Tentu saja dengan sedikit mangkel saya tuntaskan di tempat. Â Seratus ribu rupiah pun dengan berat hati harus berpindah tangan.
Rasa kesal akhirnya berhasil diredam setelah mampir makan siang di pinggir jalan. Â Ketemu menu ikan goreng (kalau tidak salah) dengan lalapan segar yang banyak. Â Sambalnya juga tak kalah enak.
Tak jauh dari situ, melewati Kota Banjar, nama tempat yang persis sama dengan Kabupaten tempat saya bekerja. Â Hal yang beberapa kali pernah menjadi penyebab kesalahan informasi.
Melewati Ciamis, terus ke barat hingga akhirnya sampai di terowongan Nagreg yang terkenal tersebut. Â Foto sejenak sebagai dokumentasi sebelum akhirnya memasuki Kota Bandung menjelang magrib.
Perjalanan cukup merayap melewati Bandung, kemudian makin merayap di Cimahi, sampai akhirnya memutuskan lanjur ke arah Cianjur.  Terus  melewati jalur puncak di malam yang super dingin.
Tentu saja saya waktu itu menyempatkan diri mampir sejenak di salah satu masjid favorit saya: At Ta'awun. Â Selalu menyenangkan saat berada di kawan masjid itu. Â Selain dingin, rasa senang selalu menghampiri.
Setelah puas menikmati suasana di masjid. Â Lalu turun ke arah Bogor, tujuan akhir setengah perjalanan saat itu, karena harus kembali lagi di jalur yang sama beberapa hari kemudian.
Sesampai Bogor, langsung menuju rumah keluarga di tengah kota. Â Tengah malam sudah, tak ada yang membukakan pintu. Â Akhirnya memutuskan untuk mempir di kedai donat yang buka 24 jam sambil menunggu subuh tiba.
Jadi begitulah, Â setelah pagi tiba. Â Tiba di tempat tujuan, siangnya ke bengkel motor untuk ganti oli mesin karena perjalanan cukup jau, mesin juga harus dirawat dengan baik.
Begitulah perjalanan berangkat, 18 jam total waktu perjalanan plus mampir sana sini. Â Perjalanan pulangnya lebih lama lagi, nyais dua hari. Â Sampai sempat jumatan di tengah perjalanan. Â Mungkin lelah juga setelah harus menempuh perjalanan jauh.
Jadi begitulah sekilas kenangan 8 tahun silam. Â Entah kapan bisa diulang lagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H