Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ciri Pesepeda Pro Saat Bersepeda

14 April 2024   19:25 Diperbarui: 14 April 2024   19:47 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar (dokpri/radith)

Syukurlah finish di Kota Solo dengan sehat walafiat dan tanpa ada kelelahan berlebihan.  Tak salah memang gelar pesepeda ultra disematkan pada mas Bagus. Selain memang kuat bersepeda jarak jauh, caranya membimbing pesepeda newbie seperti saya sangatlah pro sekali.   Caranya mengawasi kondisi dan gaya bersepeda serta sesekali membenarkan cara mangayuh dan mengatur tenaga dengan baik itu sungguh keren.  Benar-benar pesepeda pro.

.

Kejadian selanjutnya adalah kali pertama menanjak ke Kaliurang.  Jaraknya sebenarnya tak terlalu jauh dari pusat kota Jogja.  Hanya sekitar 20 kilometer, tapi elevasinya sangat lumayan menguras tenaga bagi pesepeda pemula seperti saya.  Apalagi kala itu, mungkin sekitar tahun 2012-2013, sepeda yang digunakan adalah sepeda besi yang berat dengan spare part seadanya serta bermasalah pada pedalnya yang kondisinya sudah tak lagi bagus.  

Walaupun saya berada di tengah para pesepeda handal, tapi tak ada yang pamer kekuatan dengan ngebut di tanjakan, semua mengayuh dengan santai dengan kecepatan sedang.

Di tengah-tengah tanjakan, saat pedal mengalami masalah sampai nyaris lepas, bukannya ditinggalkan.  Ferdian dan Aristi saat itu justru turut berhenti dan membantu memperbaiki masalah pada pedal yang memang kondisinya sudah tak lagi bagus.  Sepanjang perjalanan pun mereka terus memantau kondisi sepeda saya.

Tak cukup sampai di situ, di tengah-tengah tanjakan yang semakin tak masuk akal, sudah umum bagi pesepeda kurang ilmu macam saya untuk cepat-cepat menguras tenaga semaksimal mungkin agar cepat sampai di tanjakan.  Tentu saja itu hanya berakibat kehabisan tenaga dan terancam tak sampai tujuan.

Saya masih ingat saat itu Ferdian yang posisinya di belakang saya,  pelan-pelan menjejeri dan memberi saran untuk menurunkan posisi gear dan mengayuh dengan pelan dan ritme yang teratur.   Tak perlu cepat-cepat yang penting napas dan tenaga terjaga.  

Petuahnya saya turuti dan akibatnya sungguh positif, finish di tugu Kaliurang akhirnya tercapai untuk pertamakali.  Petuahnya itu pun selalu saya ingat sampai sekarang saat menemui tanjakan pada rute sepedaan.

Aristi dan Ferdian yang jam terbangnya tinggi serta kawan lain dalam satu rombongan sepedan saat itu menunjukkan  ciri pesepedapro sesungguhnya.  Tak meninggalkan kawan yang kesulitan serta memberi saran bagaimana bersepeda yang baik dan benar.

.

Kejadian ketiga adalah saat beberapa kali bersepeda dengan seorang kawan bernama Radith, pemuda asal Jogja yang terkenal dengan pengelaman bersepedanya yang sudah tak terbantahkan.  Rasanya semua macam tanjakan pernah dilahapnya, dan jarak tempuhnya sudah tak terhitung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun