Hari ini topiknya rada berat. Â Karena unsur kreasi dan budget anak kos seringkali bermusuhan. Â Apalagi ada opsi yang memikat di saat berbuka. Â Yaitu menyambangi musholla atau masjid terdekat untuk berbuka. Â Hal tersebut dikarenakan menu berbuka selalu terjamin.
Daripada susah-susah memikirkan makanan untuk berbuka, lebih baik berkeliling mencari tempat berbuka cuma-cuma yang tersebar di seluruh penjuru kota. Â
Jadi teringat saat kuliah di Jogja, Â paling sering berbuka di masjid Nurul Ashri Deresan. Â Masjid yang sangat royal dalam hal menu berbuka, sepertinya bukan saya saja yang senang memilih berbuka di sana. Â Masjid selalu penuh menjelang magrib. Â Selalu ada ceramah sebelum saatnya berbuka puasa.
Setelah saatnya tiba, semua jamaah yang rata-rata anak muda (dan sepertinya kebanyakan anak kos juga) antri rapi ke meja panjang yang terpajang di teras masjid. Â Paling tidak ada dua tiga macam jenis nasi bungkus dan kotakan yang tersedia. Artinya donatur berbuka lebih dari satu.
Sepertinya tak cuma di Jogja, di manapun di Indonesia, menu berbuka bukanlah menjadi hal yang membuat khawatir, seperti yang pernah saya ceritakan juga sebelumnya.
Hal lain yang menarik saat di Jogja adalah, kalaupun tak ingin mampir ke masjid atau musholla. Â Cukup berkeliling kota saja, biasanya selalu ada orang yang berbagi takjil di tiap lampu merah atau perempatan di sore hari. Â Tak habis-habis selama satu bulan penuh biasanya.
Kalaupun sedang tidak ingin mencari menu gratisan, dan terpaksa cuma di kos. Â Apa boleh buat, hanya dua jenis bahan makanan yang menjadi andalan, yaitu mie instan dan telor.
Sebenarnya bukanlah kreasi, tapi hanya itulah yang bisa dikreasikan. Apalagi di kos laki-laki. Â Dapur juga sering tidak ada. Â Kecuali dulu kosan saya sewaktu di Banjarbaru, karena bangunan eks empunya kos, jadi masih ada ruangan dapur.
Satu hal yang saya ingat adalah kreasi seorang kawan. Â Supaya masaknya cepat dan efektif. Â Maka saat dia memasak nasi, di dalam panci juga dimasukkan telur. Â Jadi nasi masak, telur pun matang. Â Itu saja. Â Sisanya seperti biasa, mie goreng andalan sepanjang masa.
Jadi, begitulah.