Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Belajar Sambil Ngabuburit di Langgar

16 Maret 2024   22:04 Diperbarui: 16 Maret 2024   22:11 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tugu simpang empat Banjarbaru(Sumber: Metro Kalsel)

Pesawat, kapal, pinggir jalan, tepi sungai, pegunungan, sisi laut, pasar, kos-kosan, kontrakan, pasar dan entah dimana lagi.  Tempat-tempat yang pernah menjadi titik untuk menunggu buka puasa atau diistilahkan dengan istilah ngabuburit.

Sementara langgar, bukanlah berarti tubrukan, tetapi istilah untuk surau atau musholla di kampung kami. Yang paling melekat adalah langgar di dekat kos sewaktu kuliah strata satu di Banjarbaru.  Langgar yang letaknya tak jauh dari tugu simpang empat yang dulu hanya  berupa bundaran dengan kembang kertas dengan pagar kawat ram yang tak terurus di tengahnya.

Masa-masa kuliah dimasa itu, masa ngekos, bulan puasa adalah saatnya mencari tempat berbuka yang menyenangkan dan tentunya menu yang paling menarik dan paling enak kalau bisa.

Langgar di belakang kosan itulah, yang membuka mata saya, betapa warga sekitar langgar begitu royal di bulan puasa.  Menu berbuka di langgar At Taqwa itu benar-benar terasa mewah bagi anak kosan bagi saya.  Tak cuma air minum dan makanan seadanya saat berbuka.  Kurma rasanya selalu ada, dan makanan utama selalu berupa nasi lengkap bersama lauknya.

Biasanya tradisi berbuka puasa di langgar atau masjid, dibebankan pada beberapa kepala keluarga setiap harinya.  Jadi setiap hari urusan berbuka ditanggung bersama-sama oleh beberapa orang.   Tentu saja hal itu tak menjadi beban, karena tiap keluarga hanya diminta menyumbangkan menu berbuka sesuai kemampuan.

Makanya selalu menyenangkan berbuka di langgar At Taqwa itu, menu yang variatif dan keramahan warga sekitar menyebabkan tak pernah kepikiran untuk ngabuburit di tempat lain.  Sesederhana itu pikiran di jaman ngekos dulu ternyata.

Tradisi menyumbangkan menu takjil atau makanan untuk berbuka,nyaris merata sebenarnya.  Jadi di bulan ramadan saat di Kalimantan Selatan tak perlu bingung dan risau saat ingin berbuka, semisal saat di perjalanan misalnya.  Singgah saja di langgar atau masjid, insya Allah makan minum akan terjamin.

Selain belajar bagaimana kebiasaan berbagi menjadi tradisi, di langgar itu juga ngabuburit biasanya diselingi dengan kultum alias kuliah/ceramah selama kurang lebih selama tujuh menit.  Sebelum nantinya masuk ke doa dan zikir menjelang sirine atau bedug berbuka berkumandang.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun